topbella

Sabtu, 19 Desember 2009

Uzur yang selalu dimaklumkan


"Maaf mbak,saya tidak bisa datang liqo hari ini. Ada undangan teman saya nikah..."

yang lain...

"Saya izin mbak,ada syuro/reunian SMA saya..."

ada juga yang lainnya...

"Mbak,saya ada urusan keluarga. Jadi maaf,tidak bisa hadir..."

Namun ada yang berbeda...

"Saat ini saya sedang futur,saya minta izin untuk kali ini tidak datang liqo.Mohon dimaklumi..."

Berbagai alasan yang sering kita dengar...

Tak ada yang salah,memang...
Toh semua orang suatu saat pasti pernah berada dalam situasi tersebut di atas.

Dalam jamaah,tarbiyah/halaqoh merupakan suatu keniscayaan...

Halaqoh yang aktif,pr0duktif&dinamis akan mencetak generasi2 dakwah yang siap terjun di masyarakat untuk menyebarkan fikroh kebajikan...

Kehadiran dari tiap2 pers0nil halaqoh memegang peranan penting,mesti tak serta merta personil yg rajin hadir selalu lebih baik dari yg sering berhalangan hadir.
Tapi kehadiran setidaknya bisa menjadi parameter tingkat keseriusan para peserta halaqoh.

Tak bisa dipungkiri memang,tuntutan hidup,kesibukan dalam keluarga atau mungkin kadar keimanan yg naik turun akan menjadi alasan atau bahasa yg lebih halus,uzur dalam menjalani pr0ses tarbiyah ini.

Namun uzur yg seperti apa yg bs ditolerir?
Bagaimana uzur syar'i itu?

Dalam halaqoh yg pers0nilnya kebanyakan mahasiswa/lajang, mungkin uzur yang sering adalah karena bentr0k dgn syuro kampus atau ada agenda kegiatan yg lain...
Tak ada yg salah,karena semuanya adalah bagian dari pr0ses tarbiyah...

Lain halnya dgn halaqoh yg sebagian besar pers0nilnya adalah ummahat,maka jenis uzurnya juga lebih k0mpleks. Dari kesibukan keluarga,acara keluarga,ada keluarga yg sakit,dsb.

Semuanya adalah permasalahan yang memang harus disikapi dengan bijak, harus ada yg dipri0ritaskan diatas pri0ritas...

(baca kembali fiqh aulawiyat yah...)

Tidak ada larangan memang,karena tarbiyah bukan paksaan. Namun ketika ini semua menjadi pemakluman terus menerus, lantas apa jadinya tarbiyah ini?

Banyak dari saudara2 kita yg mempunyai seabreg kegiatan,namun tetap istiq0mah dgn tarbiyahnya. Atau mungkin yg ummahat,jika mau pergi ke tempat halaqohnya seperti mau berperang karena harus membawa semua jundi2nya.
Ah,,,masih banyak saudara2 qt yg bisa seperti itu. Lantas,mengapa kita tidak?

Jika kefuturan dijadikan uzur,seperti pernyataan yang terakhir tadi. Maka c0ba kita renungkan kembali perkataan Rasulullah,
"Keimanan manusia itu senantiasa naik dan turun, maka ketika iman sedang turun (futur) tetaplah berpegang pada sunnahku..."
Jadi jelaslah sudah,ketika futur melanda justru harus segera merapat kepada orang2 sholeh agar segera bangkit lagi dari kefuturan.


Harus disadari bersama bahwa tarbiyah memang bukan segalanya,namun segalanya berawal dari tarbiyah...
"Mari kita kembali ke pangkuan tarbiyah"

Wallahua'lam bish showab


special to: teman2 di lingkar kecilku, I miss U...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Saatnya kembali ke pangkuan tarbiyah...
Keep hamasah !!!

Posting Komentar

Demi Masa

YM

Profil Saya

Foto saya
Wafa Athafunnisa adalah nama yang saya gunakan sebagai nama pena, karena dia mengandung makna kesetiaan seorang wanita yang berwatak lembut. Semoga menjadi do'a yang baik bagi si pemakainya... Lantas, mengapa ungu??? Tahukah kalian bahwa warna ungu menunjukkan kesendirian, misterius daan eksklusifisme?? Mungkin ada sedikit benarnya, karena sebagian besar postingan artikel yang saya buat adalah hasil dari "menyendiri" yang pada akhirnya menjadikan sebuah inspirasi yang mudah-mudahan bisa memberi manfaat bagi semua yang membacanya.

Arsip

 
Seketsa Ungu© Diseñado por: Compartidisimo