topbella

Jumat, 01 Januari 2010

Refleksi Hijrah

Mendengar kata itu, mungkin bagi sebagian kita sudah tak asing lagi. Hijrah adalah jalan menuju taghyir (perubahan), nasr (kemenangan), izzah (kemuliaan), dan siyadah (kekuasaan) Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya telah melakukan hijrah dari kota Makkah ke kota Madinah dalam rangka melindungi akidah dari ancaman kekufuran menuju perubahan masyarakat sekaligus mencapai kemenangan menegakkan ajaran Islam. Namun ternyata di dalam hijrah ini sarat dengan makna. Bahkan menurut para Salafussalih bahwa salah satu mukjizat dakwah atau harakah islamiyah yang dilakukan oleh Rasulullah adalah hijrah. Lantas mengapa hijrah??? bukankah banyak episode hidup Rasulullah yang lain terekam dengan indahnya dalam Shiroh Nabawiy? Ternyata hijrah membawa perubahan besar terhadap dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah. Dimana yang sebelumnya hijrah dilakukan secara sembunyi-sembunyi, akhirnya memasuki fase dakwah yang lebih terbuka sehingga memberikan peluang-peluang yang luar biasa terhadap dakwah.
Peluang tersebut muncul karena ada strategi yang dilakukan oleh Rasulullah yaitu dengan menyatukan dua negara yang berbeda, yaitu Makkah dan Madinah dengan mempersaudarakan antara Kaum Muhajirin dan Kaum Anshar. Dimana pada saat itu Kaun Muhajirin sedang mengalami masa-masa sulit karena sedang diboikot oleh kafir Quraiys.
Dalam surat An-Nisa' Allah telah berfirman,
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini? ". Mereka menjawab:" Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah) ". Para malaikat berkata:" Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu? ". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. an-Nisa' (4) : 97)
Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah). (QS. an-Nisa' (4) : 98)
Dalam hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW juga memberikan evaluasi tarbiyah/takwim tarbawi bagi para sahabat. Dimana dengan perintah hijrah ini dapat diketahui keberhasilan tarbiyah Rasulullah yang dilakukan selama 10 tahun di Makkah. Ada sahabat Rasulullah yang baru saja hijrah ke Makkah, namun karena ada perintah hijrah ke Madinah, lalu tanpa fikir panjang langsung mengikuti Rasulullah hijrah. Ada juga Abu Dzamrah yang sudah sangat tua renta, karena takutnya dengan ancaman dari Allah dalam surat An-Nisa' di atas akhirnya memaksakan diri untuk ikut hijrah. Dan pada akhirnya beliau wafat dalam perjalanan.
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dimaksud), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. an-Nisa' (4) : 100)
Dan begitu banyak sahabat-sahabat Nabi yang kisahnya bertaburan dalam Shiroh seperti Umar bin Khattab yang hijrah secara terang-terangan.
Namun dibalik itu semua pasti ada orang-orang yang tidak ikut hijrah, mereka mundur sebelum bertempur. Dan mereka itulah orang-orang munafik.
Dengan hijrah inilah tersaring kualitas dari sahabat Rasulullah SAW. Hanya orang-orang yang istiqomahlah yang senantiasa ikut menyertai Rasulullah untuk hijrah ke Madinah.

"Berguguranlah orang-orang yang akan gugur, dan istiqomahlah orang-orang yang istiqomah " 

Dalam konteks hijrah, kita ambil pelajaran yang dapat kita kaitkan dengan kondisi dakwah saat ini.
Tarbiyah adalah suatu keniscayaan (Hatmiyatul Tarbiyah)
         Seperti yang telah kita ketahui, bahwa tarbiyah adalah suatu methode yang meliputi dua interaksi, langsung dengan perkataan dan tidak langsung dengan keteladanan. Dengan tarbiyah inilah Rasulullah mendidik para sahabat agar nilai-nilai keislaman kuat tertanam dalam hati. Namun perjuangan hijrah memang sangatlah berat, sehingga niscaya dapat dilakukan oleh para sahabat tanpa mengikuti proses tarbiyah selama 10 tahun di Makkah.
Kaum Anshar rela memberikan segala-galanya kepada saudaranya kaum Muhajirin karena proses tarbiyah yang dilakukan oleh sahabat Rasulullah, seorang pemuda yang brillian Mush'ab bin Umair selama 2 tahun.
Sebut saja salah satu sahabat Rasulullah, Thariq bin Ziyad ketika akan menakhlukkan Spanyol membawa ribuan pasukan kaum muslimin yang menggunakan kapal untuk menyeberang lautan. Namun ketika sudah sampai di daratan, Thariq bin Ziyad menyuruh pasukannya untuk membakar kapal yang tadi dipakai untuk menyeberangi lautan. Sehingga tidak ada pilihan lain bagi pasukannya untuk maju menyerang ke benteng pertahanan musuh. Hanya ada pilihan saat itu, yaitu menang atau syahid. Semua itu tidak terlepas dari tarbiyah yang dilakukan oleh Rasulullah selama 5 tahun.
 
Hasan al-Banna says:
" Tidak akan sukses dakwah ini kecuali memakai sistem yang telah dipakai oleh Rasulullah SAW "
Tarbiyah memang bukan segala-galanya, namun segalanya bermula dari tarbiyah...
Selain itu, harus ada kader yang rela berkorban dalam dakwah. dan melalui tarbiyah pulalah yang akan memproduksi kader-kader yang rela berkorban.
Dalam shiroh Ibnu Hisyam, Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang senantiasa dekat dengan Rasulullah SAW. Beliau selalu bertanya kepada Rasulullah SAW kapankah saatnya hijrah akan dilakukan. Dan Rasulullah berkata, "Jangan tergesa-gesa". Ketika sampai saatnya untuk hijrah, Abu Bakar menitikkan air mata karena haru yang menyelimuti kalbu. Karena sebentar lagi dia akan menemani Kekasih Allah untuk melakukan hijrah.
Pada saat akan berangkat hijrah, Abu Bakar ternyata sudah menyiapkan 2 unta yang lengkap dengan perbekalan selama perjalanan. Sedemikian besar pengorbanan dari Abu Bakar terhadap dakwah Rasulullah.
Kemudian Abu Bakar menyuruh orang Majusi sebagai penunjuk jalan ke Madinah karena orang tersebut memang sangat faham tentang kondisi jalan agar ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar melaukan perjalanan ke madinah, jejaknya tidak mudah diikuti oleh Kafir Quraiys.
Ini adalah dasar yang membenarkan bahwa dalam dakwah ini, kita boleh berkoalisi dengan orang yang bukan kelompok kita asalkan sesuai dengan visi dan misi kita.

Tak cuma Abu Bakar, anak-anak dari Abu Bakar juga memegang peranan penting dalam proses hijrah. Sebut saja, Abdullah bin Abu Bakar yang betugas untuk mengintai Kafir Quraiys di Makkah. Asma binti Abu Bakar yang selalu mensupplay segala keperluan Rasullullah selama proses hijrah.
Setiap kader ada perannya masing-masing dalam amal jama'i
Selama perjalanan hijrah, Abu Bakar berjalan di depan dan kadang di belakang Rasulullah SAW. Dengan maksud supaya Abu Bakar bisa melindungi Rasulullah SAW ketika ada bahaya yang menghadang.
Hal ini dilakukan Abu bakar karena kecintaannya kepada Rasulullah SAW.
Subhanallah, pribadi-pribadi yang luar biasa seperti ini takkan lahir begitu saja. Namun ini adalah hasil tarbiyah Rasulullah SAW.
Lantas, dimanakah kita sekarang????
Selanjutnya ada kisah Ali bin Abi Thalib yang ketika itu masih sangat kecil, namun rela menggantikan tempat tidur Rasulullah SAW pada malam saat rasulullah SAW akan hijrah. hal ini disebabkan karena ketsiqohan kepada rasulullah SAW.
Ketsiqohan/ kepercayaan kepada qiyadah/pimpinan adalah syarat mutlak bagi kelangsungan dakwah ini.
Sedemikian besar peran tarbiyah dalam membentuk pribadi-pribadi luar biasa dalam dakwah ini. Lantas, apakah masih ada keraguan untuk melalui jalan ini???
Jalan ini, jalan panjang.... Penuh aral nan melintang.... Namun jua kulalui... Tuk illahi....  Pada akhirnya, dalam momentum hijriah ini marilah kita menyelami kembali samudera ilmu Allah yang takkan kering ini melalui tarbiyah. Marilah kembali kepada pangkuan tarbiyah. Karena dari sinilah dakwah ini bermula *Selamat tahun Baru Hijriah 1431 H*

2 komentar:

Ardhie Murcahya mengatakan...

hijrah adalah berpindah, berpindah artinya bergerak..

bergerak adalah tanda kehidupan...
karena diam adalah kematian...

BERGERAK ATAU TERGANTIKAN

shazleeshahazeman mengatakan...

salam ukhti.artikel baik.cuma ada satu yang saya nampak mungkin terlepas pandang;tariq bin ziyad bukan sahabat nabi.beliau itu hidup ketika zaman umayyah.namun pastinya mengikuti sistem tarbiyah nabi juga,cuma fakta sejarahnya tersilap.

Posting Komentar

Demi Masa

YM

Profil Saya

Foto saya
Wafa Athafunnisa adalah nama yang saya gunakan sebagai nama pena, karena dia mengandung makna kesetiaan seorang wanita yang berwatak lembut. Semoga menjadi do'a yang baik bagi si pemakainya... Lantas, mengapa ungu??? Tahukah kalian bahwa warna ungu menunjukkan kesendirian, misterius daan eksklusifisme?? Mungkin ada sedikit benarnya, karena sebagian besar postingan artikel yang saya buat adalah hasil dari "menyendiri" yang pada akhirnya menjadikan sebuah inspirasi yang mudah-mudahan bisa memberi manfaat bagi semua yang membacanya.

Arsip

 
Seketsa Ungu© Diseñado por: Compartidisimo