topbella

Kamis, 31 Desember 2009

Keajaiban Lebah

Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. (QS. An-Nahl, 16:68) Lebah madu membuat tempat penyimpanan madu dengan bentuk heksagonal. Sebuah bentuk penyimpanan yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk geometris lain. Lebah menggunakan bentuk yang memungkinkan mereka menyimpan madu dalam jumlah maksimal dengan menggunakan material yang paling sedikit. Para ahli matematika merasa kagum ketika mengetahui perhitungan lebah yang sangat cermat. Aspek lain yang mengagumkan adalah cara komunikasi antar lebah yang sulit untuk dipercaya. Setelah menemukan sumber makanan, lebah pemadu yang bertugas mencari bunga untuk pembuatan madu terbang lurus ke sarangnya. Ia memberitahukan kepada lebah-lebah yang lain arah sudut dan jarak sumber makanan dari sarang dengan sebuah tarian khusus. Setelah memperhatikan dengan seksama isyarat gerak dalam tarian tersebut, akhirnya lebah-lebah yang lainnya mengetahui posisi sumber makanan tersebut dan mampu menemukannya tanpa kesulitan. Lebah menggunakan cara yang sangat menarik ketika membangun sarang. Mereka memulai membangun sel-sel tempat penyimpanan madu dari sudut-sudut yang berbeda, seterusnya hingga pada akhirnya mereka bertemu di tengah. Setelah pekerjaan usai, tidak nampak adanya ketidakserasian ataupun tambal sulam pada sel-sel tersebut. Manusia tak mampu membuat perancangan yang sempurna ini tanpa perhitungan geometris yang rumit; akan tetapi lebah melakukannya dengan sangat mudah. Fenomena ini membuktikan bahwa lebah diberi petunjuk melalui “ilham” dari Allah swt sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 68 di atas. Sejak jutaan tahun yang lalu lebah telah menghasilkan madu sepuluh kali lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Satu-satunya alasan mengapa binatang yang melakukan segala perhitungan secara terinci ini memproduksi madu secara berlebihan adalah agar manusia dapat memperoleh manfaat dari madu yang mengandung “obat bagi manusia” tersebut. Allah menyatakan tugas lebah ini dalam Al-Qur'an: Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16: 69) Tahukah anda tentang manfaat madu sebagai salah satu sumber makanan yang Allah sediakan untuk manusia melalui serangga yang mungil ini? Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin, sulfur, besi dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari yang dikonsumsi lebah. Di samping itu di dalam madu terdapat pula tembaga, yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon. Sebagaimana firman Allah, madu adalah “obat yang menyembuhkan bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Dalam konferensi tersebut didiskusikan pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari dan propolis (getah lebah) dapat mengobati berbagai penyakit. Seorang dokter asal Rumania mengatakan bahwa ia mencoba menggunakan madu untuk mengobati pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh sama sekali. Para dokter asal Polandia juga mengatakan dalam konferensi tersebut bahwa getah lebah (bee resin) dapat membantu menyembuhkan banyak penyakit seperti bawasir, penyakit kulit, penyakit ginekologis dan berbagai penyakit lainnya. www.harunyahya.com Baca Selengkapnya...

Selasa, 29 Desember 2009

Syukur 21

"Wahai tuhan, ku tak layak ke syurgaMu... Namun tak pula aku sanggup ke nerakaMu..." nasyid Raihan yang berjudul i'tiraf, yg tenar beberapa tahun yang lalu itu mengiringi perjalanan kami ke Bogor. Hari ini memang ada agenda rihlah keluarga yang diadakan oleh organisasi hizb tingkat kelurahan dalam rangka mempererat ukhuwah diantara para kader beserta keluarganya. Ada 2 bus besar yang kami pakai untuk menuju ke tempat pariwisata yang akan kami tuju...

Sudah berkali-kali mendengar nasyid ini, namun entah mengapa perasaan haru selalu hadir menyeruak...
Tetes-tetes bening mulai membayang di pelupuk mata...
Fikirku melayang ke beberapa tahun silam, ketika aku mulai mengenal Islam secara futuh.
Lewat nasyid ini pula, yang menjadi soundtrack film "Syukur 21" aku mulai mengenal kajian-kajian keislaman yang diadakan organisasi keislaman di sekolahku.
Pada awalnya memang hanya tertarik karena ada pemutaran film "Syukur 21" yang kata teman-temanku yang sudah biasa mengikuti acara kajian keislaman atau yang di kalangan mereka disebut aktivis Rohis, filmnya bagus...
Film produksi Malaysia yang tidak kalah dengan film-film buatan barat yang mengandalkan teknologi canggih.
Dimana tim nasyid Raihan dan Yasin "Brother" juga ikut memerankan di film ini.
Akhirnya lewat ajakan dari teman itulah aku mulai kenal dengan saudara-saudara seiman, seakidah, sefikroh, yang Subhanallah...sumber inspirasi...
Saudara yang tak sekadar teman di waktu suka dan duka, namun juga sahabat untuk saling mengingatkan dalam kebajikan...

Aku bersyukur, sampai saat ini aku masih berada di tengah-tengah k0munitas yang kuyakini bisa lebih mendekatkan diri ini kepada Allah...
Komunitas yang bisa memacu diri ini untuk lebih memaksimalkan p0tensi diri...
Komunitas yang akan membentuk keluarga-keluarga muslim, sebagai pencetak generasi penerus perjuangan dakwah...
Komunitas yang selalu menjadi garda terdepan untuk melayani masyarakat...
Komunitas yang ingin mewujudkan negeri ini menjadi negeri yang berkeadilan&sejahtera...

Do'akan kami agar senantiasa istiq0mah...

"Ini langkahku, yang kan ku ayuh...
Walaupun payah, tak akan jera...
Ini langkahku,kan trus melaju...
Setegar karang, bangkitkan jihadku..."

nasyid dari Soutul Harokah yang berjudul ini langkahku, mengakhiri perjalanan ini sampai ke tempat tujuan.

Allahu Akbar !!!

(Di sepanjang perjalanan menuju Bogor dalam rangka rihlah Dpra PKS Malakasari, 26 Desember 2009)
Baca Selengkapnya...

Selasa, 22 Desember 2009

Surat dari Ibu....

Assalamu’alaikum,

Segala puji Ibu panjatkan kehadirat Allah ta’ala yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Amin…

Wahai anakku,

Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara… Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka…

Wahai anakku!

Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi wanita dewasa, wanita yang lembut dan cerdas! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai anakku… 24 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi…

Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun.. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir… Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.

Wahai anakku… telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu. .

Harapanku pada setiap harinya, agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu… itulah kebahagiaanku!

Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.

Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Mata yang tajam, senyum manis yang menghiasi wajahmu, telah menambah kecantikanmmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.

Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku… ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Dan Ibu memohon kepadamu, Nak! Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu!!

Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit… Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu… Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu… Mana balas budimu, nak!? Mana balasan baikmu! Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Bukankah Allah ta’ala telah berfirman, “Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?!” (QS. Ar Rahman: 60) Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku. Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu? ! Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?

Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantu dan budakmu. Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah ta’ala mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai anakku!! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.

Wahai anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang wanita supel, dermawan, dan berbudi. Anakku… Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!? Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya… hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya… hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim? !

Wahai anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah ta’ala, sebagaimana dalam hadits: “Orang tua adalah pintu surga yang di tengah. Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!!” (HR. Ahmad)

Anakku. Aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu. Semenjak engkau telah beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan shalat berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.

Akan tetapi, anakku! Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu! Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau berkata: “Shalat pada waktunya”, aku berkata: “Kemudian apa, wahai Rasulullah?” Beliau berkata: “Berbakti kepada kedua orang tua”, dan aku berkata: “Kemudian, wahai Rasulullah!” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah”, lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya. (Muttafaqun ‘alaih)

Wahai anakku!! Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah ta’ala, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?

Anakku, yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya: “Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang”, dikatakan, “Siapa dia,wahai Rasulullah?, “Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannya ke surga”. (HR. Muslim)

Anakku… Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku… Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.

Bangunlah Nak! Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan al jaza’ min jinsil amal… “Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam…” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku, bertaqwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.Anakku… Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Wassalam,

Ibumu

(Diambil dari email seorang sahabat kepadaku...
Semoga kita tak melupakan hak-hak ibu kita...)
Selamat hari Ibu, 22 Desember 2009
Baca Selengkapnya...

Sabtu, 19 Desember 2009

Uzur yang selalu dimaklumkan


"Maaf mbak,saya tidak bisa datang liqo hari ini. Ada undangan teman saya nikah..."

yang lain...

"Saya izin mbak,ada syuro/reunian SMA saya..."

ada juga yang lainnya...

"Mbak,saya ada urusan keluarga. Jadi maaf,tidak bisa hadir..."

Namun ada yang berbeda...

"Saat ini saya sedang futur,saya minta izin untuk kali ini tidak datang liqo.Mohon dimaklumi..."

Berbagai alasan yang sering kita dengar...

Tak ada yang salah,memang...
Toh semua orang suatu saat pasti pernah berada dalam situasi tersebut di atas.

Dalam jamaah,tarbiyah/halaqoh merupakan suatu keniscayaan...

Halaqoh yang aktif,pr0duktif&dinamis akan mencetak generasi2 dakwah yang siap terjun di masyarakat untuk menyebarkan fikroh kebajikan...

Kehadiran dari tiap2 pers0nil halaqoh memegang peranan penting,mesti tak serta merta personil yg rajin hadir selalu lebih baik dari yg sering berhalangan hadir.
Tapi kehadiran setidaknya bisa menjadi parameter tingkat keseriusan para peserta halaqoh.

Tak bisa dipungkiri memang,tuntutan hidup,kesibukan dalam keluarga atau mungkin kadar keimanan yg naik turun akan menjadi alasan atau bahasa yg lebih halus,uzur dalam menjalani pr0ses tarbiyah ini.

Namun uzur yg seperti apa yg bs ditolerir?
Bagaimana uzur syar'i itu?

Dalam halaqoh yg pers0nilnya kebanyakan mahasiswa/lajang, mungkin uzur yang sering adalah karena bentr0k dgn syuro kampus atau ada agenda kegiatan yg lain...
Tak ada yg salah,karena semuanya adalah bagian dari pr0ses tarbiyah...

Lain halnya dgn halaqoh yg sebagian besar pers0nilnya adalah ummahat,maka jenis uzurnya juga lebih k0mpleks. Dari kesibukan keluarga,acara keluarga,ada keluarga yg sakit,dsb.

Semuanya adalah permasalahan yang memang harus disikapi dengan bijak, harus ada yg dipri0ritaskan diatas pri0ritas...

(baca kembali fiqh aulawiyat yah...)

Tidak ada larangan memang,karena tarbiyah bukan paksaan. Namun ketika ini semua menjadi pemakluman terus menerus, lantas apa jadinya tarbiyah ini?

Banyak dari saudara2 kita yg mempunyai seabreg kegiatan,namun tetap istiq0mah dgn tarbiyahnya. Atau mungkin yg ummahat,jika mau pergi ke tempat halaqohnya seperti mau berperang karena harus membawa semua jundi2nya.
Ah,,,masih banyak saudara2 qt yg bisa seperti itu. Lantas,mengapa kita tidak?

Jika kefuturan dijadikan uzur,seperti pernyataan yang terakhir tadi. Maka c0ba kita renungkan kembali perkataan Rasulullah,
"Keimanan manusia itu senantiasa naik dan turun, maka ketika iman sedang turun (futur) tetaplah berpegang pada sunnahku..."
Jadi jelaslah sudah,ketika futur melanda justru harus segera merapat kepada orang2 sholeh agar segera bangkit lagi dari kefuturan.


Harus disadari bersama bahwa tarbiyah memang bukan segalanya,namun segalanya berawal dari tarbiyah...
"Mari kita kembali ke pangkuan tarbiyah"

Wallahua'lam bish showab


special to: teman2 di lingkar kecilku, I miss U... Baca Selengkapnya...

Terminal Keberangkatan

Apa yg ada di benak sobat2,ketika mendengar kata "terminal" ?

Banyak lalu lalang orang,hmm..tentunya.

Segala macam orang ada di sana..
dari pemulung sampai pegawai kant0ran,dari anak muda sampai orang tua,dari penumpang sampai supir.Dan tentu saja tak lupa,aneka jenis m0bil angkutan umum dari angk0t 4-6 (istilah u/angk0t kecil) , mikrolet (angkutan seperti m0bil kijang), metromini (minibus), sampai bus-bus besar jurusan dalam dan luar k0ta.
Semua tumpah ruah di terminal.

Kita tidak akan membahas lebih jauh tentang kegiatan yg ada di terminal.

Tapi renungkan sobat, bahwa kehidupan dunia ini layaknya seperti terminal..
Kita faham bahwa terminal hanya tempat persinggahan sementara,kita hanya menjadikannya sebagai transit u/menuju ke suatu tempat yang menjadi tujuan kita..
Kita tinggal memilih angkutan mana yg sesuai dgn tujuan kita.
Jika kita salah pilih, maka bukan hanya kita tak sampai ke tujuan kita. Bisa jadi malah kita tersesat...

Lantas,apa bedanya dgn dunia yang kita tinggali ini?
Kita tahu dan faham bahwa suatu saat kita pasti akan meninggalkannya.
Meninggalkan segala yg telah kita usahakan selama usia kita.
Kecuali amal kebajikan yang akan mengiringi kita.

"Anak adam ketika dia mati,maka ada 3 amalan yg tidak terputus.Yaitu amal jariyah,ilmu yg b'manfaat&anak shalih yg mend0'akan orang tuanya.."
(al-hadits)

Jadi jelaslah sudah..
Investasi yg paling menguntungkan,dunia&akhirat.
Namun jarang diantara kita yang sadar akan ini semua..
Persiapan bekal u/kehidupan yg kekal..

Lantas,kendaraan/wasilah mana yang akan kita pilih untuk mencapai tujuan akhir kita,yaitu syurga?
Tentu saja,kita tidak boleh asal memilih..
Ketika di hadapan kita terdapat beberapa pilihan kendaraan yg kesemuanya mempunyai tujuan yg sama,kendaraan mana yg akan kita ikuti?

Kendaraan pertama, yg mengaku punya kecepatan luar biasa, dia menjamin bahwa mereka akan sampai ke tujuan dgn cepat dibandingkan dgn yg lain namun mengandung resik0 yg besar..karena tidak lewat jalur resmi dan tanpa dilengkapi surat2 kendaraan.

Kendaraan kedua, kendaraan yang mempunyai kecepatan yg memang agak lambat dari kendaraan pertama, karena memang fasilitas yg seadanya namun mereka juga menjamin bahwa penumpang akan sampai tujuan dengan cepat..
Meski mereka bahkan tidak mau sama sekali untuk mengurus surat2 resmi kendaraannya..

Kendaraan ketiga,ini yang sedang menjadi trend sekarang. Dengan kecepatan sedang,pelan namun pasti. Berusaha untuk mencapai tujuan tanpa meng0bral janji,bagi mereka 'amal,'amal dan 'amal.
Mereka selalu memakai jalur resmi dengan surat2 kendaraan yg lengkap. Pengendaranya juga secara k0ntinyu diberi pelatihan berkala.

Kendaraan yang keempat ini,memang paling lambat diantara ketiga jenis kendaraan sebelumnya.Namun mereka mempunyai tujuan yg sama.

Sekarang, semua pilihan diserahkan kepada pribadi masing2. Kendaraan mana yang c0c0k...?
Toh semua juga akan bermuara ke tujuan akhir yang sama...
Karena tanpa kendaraan2 itu,akan sulit jika kita berjalan sendiri-sendiri..
Bukankah serigala lebih suka kepada kambing yang melepaskan diri dari r0mb0ngan?


Wallahua'lam bish showab...
Mohon maaf jika ada yg tidak berkenan...


*di dalam perjalanan menuju ke Kart0sur0, malam Iedul Adha 1430 H* Baca Selengkapnya...

Fajar Taddhiyah (Renungan Idul Adha)


Langit masih menyisakan sisa-sisa gelap tadi malam...
Meski di ufuk timur sudah terlihat mer0na, merah merekah...
Fajar akan segera menggantikan malam yg kelam...
Matahari khan bersinar kembali, menunaikan tugasnya untuk menerangi bumi sesuai dengan titah dari Sang Pencipta Alam Semesta...
Pagi ini mungkin sama agaknya dengan pagi2 sebelumnya...
Namun di pagi ini,di jum'at mubarak adalah pagi idul adha...
Di hari ini pulalah pada waktu itu,Nabi Ibrahim as dengan segala ketaatan&ketaqwaannya menjalankan perintah Allah dengan menyembelih putra tercintanya Ismail as..
Mari kita simak kembali perkataan Nabi Ibrahim as kepada putranya,Ismail as.
"Wahai putraku,sesungguhnya aku bermimpi mendapatkan perintah dari Allah untuk menyembelihmu. Lalu bagaimana pendapatmu?" kata Ibrahim.
Lantas,bgmana jawaban Ismail?

Ismail menjawab,"Duhai ayahanda tercinta,lakukan apa yg jadi perintah Allah.Niscaya kau akan dapati aku sebagai orang yg sabar&ikhlas."

Subhanallah, peng0rbanan&ketaqwaan yg sungguh luar biasa...

Lantas,taddhiyah apa yg hendak kita lakukan sekarang?

Perjuangan ini butuh peng0rbanan..
Yah...
Peng0rbanan terus menerus,berk0rban tiada henti.
Karena niscaya, perjuangan tanpa peng0rbanan..
Jiwa,raga,fikiran,waktu,maal...smuanya bisa jadi sarananya..

Jadi,tak ada lagi alasan yg menghalangi kita untuk berk0rban bukan?
Sm0ga kita bisa meneladani kisah Ibrahim & Ismail di atas..

~Selamat Idul Adha 1430 H~ Baca Selengkapnya...

Antibiotika hati


Dalam bidang kesehatan,kata antibi0tika mmg sdh tidak asing lagi..
Antibi0tika adl salah satu jenis obat kimia yg dibuat secara sintetis/buatan yg digunakan untuk membunuh bakteri penyebab penyakit..

Di sini saya tidak akan membahas tentang jenis-jenis antibi0tika,namun yg saya tekankan di sini adl penggunaan antibi0tika itu sendiri yg terkadang bagi sebagian orang menganggap bahwa antibi0tika adalah obat sakti,obat segala macam penyakit..
Padahal tidak semua penyakit membutuhkan antibi0tika,karena bukan termasuk penyakit yg disebabkan oleh bakteri..
Contohnya penyakit yang disebabkan oleh alergi,virus, maupun gangguan metabolisme..
Penyakit2 tsb tidak membutuhkan antibi0tika sebagai obatnya..
Namun terkadang orang lebih menyukai efek kerja obat yg cepat, sehingga lebih cepat sembuh.Karena ketidaktahuan mungkin, serta minimnya inf0rmasi mengenai antibi0tika..

Bahaya antibi0tika?

Ibarat kita ingin membunuh semut,tapi senjata yg kita gunakan adalah senjata yg c0c0k untuk membunuh gajah..
So pasti,penyakitnya langsung sembuh..

Tapi perlu diwaspadai juga, ketika memakai antibi0tika tsb tanpa aturan yg benar,misalnya harus dihabiskan. Ternyata tidak dihabiskan, maka bahaya kedua akan muncul, yaitu resistensi atau kekebalan bakteri penyebab penyakit terhadap antibi0tika. Ketika penyakit yg sama menjangkiti lagi,maka antibi0tika yg sama tidak akan mempan u/meng0bati penyakitnya..


Hati-hati jaga hati...
(Lho,apa hubungannya?)

Seperti halnya efek dari antibi0tika tadi,hati manusiapun terkadang bisa resisten/kebal terhadap cahaya petunjuk..
Hati ibarat kaca yang bening,ketika maksiat dilakukan maka akan timbul n0da dan lama kelamaan akan mjd buram..
Noda itu saya ibaratkan sebagai bakteri penyebab penyakit..
Ketika si pemilik hati enggan untuk membersihkan n0da tersebut dengan cara yg tepat maka akan muncul penyakit2 hati yg lainnya..

Seperti halnya meng0bati penyakit tanpa tahu penyebabnya,maka bisa jadi tidak menyembuhkan tetapi membuat penyakit baru..

Penyakit hati memang sulit u/dideteksi,berbeda dengan penyakit fisik yg mudah untuk diindera..
Hanya orang2 yg punya kepekaan hati yg akan mampu mendeteksi penyakit hati yg ada dalam dirinya..
Untuk kemudian dapat menemukan obat yg c0c0k..

Hati yang sakit, jika tdk segera diberikan peng0batan maka akan menjadi hati yg mati..
Na'udzubillah..

Hanya orang2 yg punya hati yg lembut,yg mampu menerima cahaya kebenaran itu..

Yaa Latief...
lembutkan hati kami... Baca Selengkapnya...

Untukmu syuhada (Renungan di Bulan Ramadhan)


Mari sejenak menghitung hari sejak awal Ramadhan...
Tak terasa kita akan memasuki di 10 malam kedua di bulan mulia ini.
Detik-detik yang terlewati semoga telah kita isi dengan 'amal unggulan kita.
Sehingga kita tidak akan datang dengan tangan hampa ketika bertemu dengan-Nya kelak.

Kemarin saya mendengar kabar duka salah seorang ikhwah, yang Subhanallah beliau adalah seseorang dengan komitmen dakwah yang luar biasa.
Dengan seabreg amanah yang diembannya dan di tengah-tengah penyakit berat yang sedang dideritanya, tak sedikitpun menyurutkan semangatnya untuk tetap berkontribusi terhadap dakwah ini.
Bahkan selama sakitnya, tak pernah sekalipun kata keluh kesah keluar dari bibirnya.
Hanya kata-kata syukur yang selalu terucap, atas segala yang menimpanya.

Karena Rahman dan Rahim-Nya, Allah telah memanggilnya kembali
Karena cinta dari Sang Pemilik Cinta, maka dia dipanggil di bulan yang penuh berkah ini.
Laksana pejuang Badar yang syahid di tengah peperangan suci.

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.

Padahal dalam beberapa saat mendatang, bakda ied dia telah berencana untuk menggenapkan setengah dien. Manusia hanya berencana, Yang Maha Berkehendaklah yang menentukan.

Oleh karenanya, marilah sahabat kita optimalkan sisa usia kita agar menjadi lebih berkah.
Jadikan Ramadhan kali ini adalah Ramadhan terbaik kita.
Karena kita tak pernah tahu, kapan masanya kita akan kembali.


Beribu awan bersuka cita...
Sambut ruh suci menuju Rabb-Nya...
Sahabat nantikan hadir kami...
Kan menyusulmu sekejap lagi...

Majulah sahabat mulia...
Berpisah bukan akhir segalanya...
Lepas jiwa terbang mengangkasa...
Cita kita tetap satu jua...

(IZIS-Untukmu syuhada) Baca Selengkapnya...

Sejengkal ingatanku


Sebelum aku lupa atas semua kisah yang telah kita ukir bersama..
Karena entah,ku tak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti..
Kenangan2 indah bersamamu,ku harap akan selalu kau rekam dalam mem0ry-mu..
Agar suatu saat ketika kau sudah tidak bersamaku,kau senantiasa mengingat kisah2 di antara kita..
Pahit,manis,duka,suka telah kita lewati bersama..

Yah,4 tahun sudah..

Aku sudah cukup mengenalmu,sudah cukup memahami kelebihan&kekuranganmu..

Ingatkah kau waktu pertengkaran kita,yang justru membuat semuanya semakin manis..
Ku akui memang,sbg makhluk tak sempurna..kesalahan/kelalaian terkadang sangat sulit tuk dihindari..
Maafkan aku,jika selama kita bersama selalu merep0tkanmu..dengan keluhan2,rengekan2 yang kadang membuatmu kesal..
Tapi yakinlah,bahwa kulakukan semua itu karena memang kaulah saudara,teman,sahabat yang terdekat..yang aku akan merasa nyaman jika berada di dekatmu..

"Bila ingat kembali,janji persahabatan kita..
Takkan mau berpisah,karena ini..
Pertengkaran kecil kemarin,cukup jadi lembaran hikmah..
Karena engkau masih tetap sahabatku.."
(Edc0ustic,pertengkaran kecil)

Pada akhirnya,ku sadar bhw kita tak selamanya akan bersama..
Kau dan aku akan menuju tempat yang menjadi taqdir kita masing-masing..
Tapi,meskipun begitu..izinkanlah aku melukis kisah2 indah bersamamu di detik2 akhir kebersamaan kita..
Sm0ga ukhuwah kita tetap kuat tertancap,mengakar dan tak akan pernah tercerabut selamanya..


"Dan kini terpisahkan dua benua saling mengejar cita,tak pernah kulupakan saat yang indah bersamamu..
Temanku.."
(Unic,kau sahabat teman)

"Selamat berjuang sahabatku,sm0ga Allah berkatimu..
Kenangan indah,bersamamu..
Takkan ku biar ia berlalu.."
(Br0ther,untukmu teman)



Special to my sister "eL-Qibty" Baca Selengkapnya...

Antara kesiapan,takdir dan do'a


"Mbak,saya merasa sdh 'siap'&saya minta tlg mbak u/mencarikan j0doh buat saya.."
kata gadis itu,sambil tersipu di hadapan mbak MURnya..

Deggg..
serasa jantung berhenti,bahagia&haru campur aduk jadi satu.Sambil tersenyum,dia memeluk gadis di depannya yg jarak umurnya hanya beberapa bulan di bawahnya itu..

Satu lagi binaannya mengajukan kesiapan diri u/menjalani pr0ses yg memang selayaknya akn djalani oleh seorang wanita,yaitu pernikahan..
Setelah sblmnya dia telah membantu "pr0ses" salah satu binaannya yg berusia setahun di atasnya,sampai ke jenjang pernikahan..

Sbg se0rang mur0bbi,hal ini merupakan hal wajar.. u/mmbantu "pr0ses" binaan2nya.
Tak ada yg salah memang...

Dia selalu memberikan pengertian kepada binaannya,supaya tidak sungkan apabila sudah merasa 'siap' u/melakukan "pr0ses".
Kesungkanan yg terjadi hanya karena mbak MUR belum menikah..
Padahal berbagai daur0h&tatsqif tentang rumah tangga,bahkan kunjungan tokoh sudah dijadikan sarana agar binaan2nya tidak merasa sungkan.
Selalu dia yakinkan bahwa jodoh akan menghampiri,sesuai dengan takdirnya..
Dan jodoh tidak akan datang ke tempat yang salah..
Dia yakin,segalanya adalah pr0ses pendewasaan diri agr mnjd muslimah yg lbh matang dgn b'tambahnya usia..

Kesiapan diri tidak selamanya berkorelasi dgn takdir,banyak dari kita yg merasa 'siap' tapi setelah ikhtiar,do'a&tawakkal ternyata blm diperkenankan u/dberi amanah yg lebih..dalam arti Allah lebih tau kadar 'kesiapan' kita dibanding diri kita sendiri..

Menyegerakan adl jalan yg terbaik,tapi bukan ketergesaan..
Semua sudah ada jalannya masing2,sesuai dgn ktentuan yg telah digariskanNya..

Manusia seringkali t'gesa-gesa&penuh keluh kesah karena dangkalnya ilmu&pendeknya jangkauan akalnya thd rahmat Allah..

Ketika mmbutuhkan gerimis u/mndinginkan bumi hatinya,ia mengeluh&kadang bahkan cepat mmberikan penilaian yg salah ktk Allah mngirimkan mendung.
Padahal,mendung yg tebal itu mmbwa muatan air yg melimpah,lbh dr skdr yg ia butuhkan.
Ktk ia tdk mlht mendung&hny mrasakan teriknya matahari,ia lupa bhw matahari pun adl rahmat.Berkait dgn keinginannya,matahari mmp'cepat pnguapan air laut mjd awan yg slnjtnya akn mnjd hujan..
Tapi manusia pendek akalnya&suka tergesa-gesa..
(diambil sebagian kata2 dari buku "Kupinang engkau dg hamdalah",Ust.Fauzil Adhim)



Umul quro,17 n0vember 2009,01:30 WIB.
(di tengah keyakinan terhadap janji Allah yg pasti akan datang...) Baca Selengkapnya...

Sebaris pesan buat calon rekan dakwah


Sedikit pengingatan buat antum, calon rekan dakwah yang nantinya akan bersama-sama meninggikan Kalimatullah di negeri ini....
Semoga bermanfaat bagi ikhwahfillah....

“Jangan engkau nikahi wanita yang enam, jangan yang ananah, yang mananah, dan yang hananah, dan jangan engkau nikahi yang hadaqah, yang baraqah dan yang syadaqah.”

1. Wanita Ananah: banyak mengeluh dan mengadu dan tiap saat dibuat-buat sakit.

2. Wanita Mananah: suka membangkit-bangkit terhadap suami. Wanita ini sering menyatakan, “Aku membuat itu karenamu”.

3. Wanita Hananah: menyatakan kasih sayangnya kepada suaminya yang lain, yang dinikahinya sebelum ini atau kepada anaknya dari suami yang lain.

4. Wanita Hadaqah: melemparkan pandangan dan matanya pada tiap sesuatu, lalu menyatakan keinginannya untuk memiliki barang itu dan memaksa suaminya untuk membelinya.

5. Wanita Baraqah: ada 2 makna, pertama yang sepanjang hari mengilatkan dan menghias mukanya, kedua dia marah ketika makan dan tidak mau makan kecuali sendirian dan diasingkannya bahagianya.

6. Wanita Syadaqah: banyak cakap tidak menentu lagi bising.


Wanita : Akal Setipis Rambutnya
Jangankan lelaki biasa, nabi pun terasa sunyi tanpa wanita.
Tanpa mereka, fikiran dan perasaan lelaki akan resah.
Masih mencari walau ada segalanya.

Apa yang tiada dalam surga?
Namun adam tetap rindukan hawa.
Dijadikan wanita daripada tulang rusuk yang bengkok.
Untuk diluruskan oleh lelaki.
Tetapi seandainya lelaki itu sendiri tidak lurus
Mana mungkin kayu yang bengkok menghasilkan batang yang lurus.
Luruskanlah wanita dengan jalan yang ditunjuk oleh Allah
Karena mereka diciptakan sebegitu rupa oleh Allah.
Didiklah mereka dengan panduan darinya.

Jangan coba menjinakkan mereka dengan harta, karena nantinya mereka semakin liar.
Janganlah hiburkan mereka dengan kecantikan, karena nantinya mereka akan semakin derita.
Kenalkan mereka kepada Allah, zat yang kekal. Di situlah puncak kekuatan dunia.

Akal setipis rambutnya, tebalkanlah ia dengan ilmu...
Hati serapuh kaca, kuatkanlah ia dengan iman...
Perasaan selembut sutera, hiasilah ia dengan akhlak...
Suburkanlah ia karena dari situlah nantinya...
Mereka akan lihat nilai dan keadilan Rabb...

Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu kelemahan...
Ia bukan diskriminasi Allah... sebaliknya di situlah kasih dan sayang Allah...
Wanita yang lupa hakikat kejadiannya...
Pasti tidak akan terhibur, dan tidak akan menghiburkan...
Tanpa iman, ilmu dan akhlak...mereka tidak akan lurus...
Bahkan akan semakin membengkok...
Itulah hakikatnya andai wanita tidak kenal Rabbnya...

Bila wanita menjadi durhaka... pasti dunia lelaki akan menjadi huru hara....
Lelaki pula janganlah mengharapkan ketaatan semata-mata...
Tapi binalah kepimpinan...
Pastikan sebelum wanita menuju ilahi, pimpinlah diri kepadanya...
Jinakkan diri kepada allah...
Niscaya akan jinaklah segala-galanya di bawah pimpinanmu...

Janganlah mengharapkan isteri semulia Fatimah Az-Zahra'
Seandainya dirimu tidak sehebat sayyidina Ali karamallahuwajhah.

"Dia ibarat kaca yang berdebu...Jangan terlalu keras membersihkannya....
Nanti dia retak dan pecah....
Dia ibarat kaca yang berdebu... Jangan terlalu lembut membersihkannya...
Nanti dia tetap keruh dan bernoda..."
(Kaca yang berdebu, Maydani)


(di copas dengan sedikit pernbahan dari email tetangga) Baca Selengkapnya...

Menggapai Cinta Rabbani


AlDakwah.com--Hari pernikahanku. ...Hari yang paling bersejarah dalam hidup. Seharusnya saat itu aku menjadi makhluk yang paling berbahagia. Tapi yang aku rasakan justru rasa haru biru.Betapa tidak.

Di hari bersejarah ini tak ada satupun sanak saudara yang menemaniku ke tempat mempelai wanita. Apalagi ibu. Beliau yang paling keras menentang perkawinanku. Masih kuingat betul perkataan ibu tempo hari, "Jadi juga kau nikah sama 'buntelan karung hitam' itu ....?!?"
Duh......, hatiku sempat kebat-kebit mendengar ucapan itu. Masa calon istriku disebut 'buntelan karung hitam'.

"Kamu sudah kena pelet barangkali Yanto. Masa suka sih sama gadis hitam, gendut dengan wajah yang sama sekali tak menarik dan cacat kakinya. Lebih
tua beberapa tahun lagi dibanding kamu !!" sambung ibu lagi.

"Cukup Bu! Cukup! Tak usah ibu menghina sekasar itu. Dia kan ciptaan Allah. Bagaimana jika pencipta-Nya marah sama ibu...?" Kali ini aku terpaksa
menimpali ucapan ibu dengan sedikit emosi. Rupanya ibu amat tersinggung mendengar ucapanku.
"Oh.... rupanya kau lebih memilih perempuan itu ketimbang keluargamu.
Baiklah Yanto. Silahkan kau menikah tapi jangan harap kau akan dapatkan seorang dari kami ada di tempatmu saat itu. Dan jangan kau bawa perempuan
itu ke rumah ini !!" DEGG !!!!

"Yanto.... jangan bengong terus. Sebentar lagi penghulu tiba," teguran Ismail membuyarkan lamunanku. Segera kuucapkan istighfar dalam hati.
"Alhamdulillah penghulu sudah tiba. Bersiaplah ...akhi," sekali lagi Ismail memberi semangat padaku.
"Aku terima nikahnya, kawinnya Shalihah binti Mahmud almarhum dengan mas kawin seperangkat alat sholat tunai !" Alhamdulillah lancar juga aku
mengucapkan aqad nikah.
"Ya Allah hari ini telah Engkau izinkan aku untuk meraih setengah dien.Mudahkanlah aku untuk meraih sebagian yang lain."

Dikamar yang amat sederhana. Di atas dipan kayu ini aku tertegun lama.Memandangi istriku yang tengah tertunduk larut dalam dan diam. Setelah
sekian lama kami saling diam, akhirnya dengan membaca basmalah dalam hati kuberanikan diri untuk menyapanya.
"Assalamu'alaikum .... permintaan hafalan Qur'annya mau di cek kapan Dek...?" tanyaku sambil memandangi wajahnya yang sejak tadi disembunyikan
dalam tunduknya.

Sebelum menikah, istriku memang pernah meminta malam pertama hingga ke sepuluh agar aku membacakan hafalan Qur'an tiap malam satu juz. Dan
permintaan itu telah aku setujui. "Nanti saja dalam qiyamullail, " jawab istriku, masih dalam tunduknya. Wajahnya yang berbalut kerudung putih, ia
sembunyikan dalam-dalam.

Saat kuangkat dagunya, ia seperti ingin menolak. Namun ketika aku beri isyarat bahwa aku suaminya dan berhak untuk melakukan itu, ia menyerah.
Kini aku tertegun lama. Benar kata ibu ..bahwa wajah istriku 'tidak menarik'. Sekelebat pikiran itu muncul ....dan segera aku mengusirnya.
Matanya berkaca-kaca menatap lekat pada bola mataku.

"Bang, sudah saya katakan sejak awal ta'aruf, bahwa fisik saya seperti ini. Kalau Abang kecewa, saya siap dan ikhlas. Namun bila Abang tidak
menyesal beristrikan saya, mudah-mudahan Allah memberikan keberkahan yang banyak untuk Abang. Seperti keberkahan yang Allah limpahkan kepada Ayahnya Imam Malik yang ikhlas menerima sesuatu yang tidak ia sukai pada istrinya.

Saya ingin mengingatkan Abang akan firman Allah yang dibacakan ibunya Imam Malik pada suaminya pada malam pertama pernikahan mereka,"...Dan bergaullah
dengan mereka (istrimu) dengat patut (ahsan). Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjanjikan padanya kebaikan yang banyak." (QS An-Nisa:19)

Mendengar tutur istriku, kupandangi wajahnya yang penuh dengan air mata itu lekat-lekat. Aku teringat kisah suami yang rela menikahi seorang wanita
yang memiliki cacat itu. Dari rahim wanita itulah lahir Imam Malik, ulama besar ummat Islam yang namanya abadi dalam sejarah.

"Ya Rabbi aku menikahinya karena Mu. Maka turunkanlah rasa cinta dan kasih sayang milikMu pada hatiku untuknya. Agar aku dapat mencintai dan
menyayanginya dengan segenap hati yang ikhlas."

Pelan kudekati istriku. Lalu dengan bergetar, kurengkuh tubuhya dalam dekapku. Sementara, istriku menangis tergugu dalam wajah yang masih
menyisakan segumpal ragu.

"Jangan memaksakan diri untuk ikhlas menerima saya, Bang. Sungguh... saya siap menerima keputusan apapun yang terburuk," ucapnya lagi.
"Tidak...Dek" ."Sungguh sejak awal niat Abang menikahimu karena Allah.
Sudah teramat bulat niat itu. Hingga Abang tidak menghiraukan ketika seluruh keluarga memboikot untuk tak datang tadi pagi," paparku sambil menggenggam
erat tangannya.

Malam telah naik ke puncaknya pelan-pelan. Dalam lengangnya, bait-bait do'a kubentangkan pada Nya.
"Robbi, tak dapat kupungkiri bahwa kecantikan wanita dapat mendatangkan cinta buat laki-laki. Namun telah kutepis memilih istri karena rupa yang
cantik karena aku ingin mendapatkan cinta-Mu.

Robbi saksikanlah malam ini akan kubuktikan bahwa cinta sejatiku hanya akan kupasrahkan pada-Mu. Karena itu, pertemukanlah aku dengan-Mu dalam
Jannah-Mu !"

Aku beringsut menuju pembaringan yang amat sederhana itu. Lalu kutatap raut wajah istriku dengan segenap hati yang ikhlas.
Ah... sekarang aku benar-benar mencintainya. Kenapa tidak? Bukankah ia wanita sholihah sejati.

Ia senantiasa menegakkan malam-malamnya dengan munajat panjang pada-Nya.Ia senantiasa menjaga hafalan KitabNya.
Dan senantiasa melaksanakan shoum sunnah Rasul Nya.

"...dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya pada Allah..." (QS. Al-Baqarah:165)

"Tiap-tiap manusia berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah itu adalah orang yang banyak bertaubat." ( rawahu At-Tirmidzi, Ibnu Majah)


di-copas dari email salah seorang ikhwah
yusran muhammad yusran
Semoga bermanfaat... Baca Selengkapnya...

Rencana Allah pasti indah......


Teruntuk sahabat-sahabat seperjuangan,,, ukhty-ku “eL-Qibty” yang selalu menemaniku. Teman-teman dan adik-adikku yang sekarang sedang menyelesaikan tugas akhir di penghujung masa-masa pencarian ilmunya. Mudah-mudah bermanfaat. Truzz smangat !!!

Hampir 5 tahun sudah kulewati pendakianku mencari ilmu di kampus ini, kampus perjuangan ummat. Dengan keterbatasan waktu yang kumiliki (padahal, kita semua punya waktu yang sama ya….24 jam) antara aktivitasku belajar, bekerja di salah satu pharmachy factory dan mengikuti organisasi di kampus, di luar kampus, maupun di tempat kerja sebagai ajang eksplorasi potensi diri. Namun aku yakin bahwa Allah takkan menyia-nyiakan hambaNya yang bermujahadah di jalanNya.

Rencana Allah pasti indah…
Aku jalani aktivitasku setiap hari, harus standby di kampus untuk belajar di kelas maupun praktikum di Laboratorium mulai dari jam 8 pagi dan setelah itu aku harus meluncur ke tempatku mencari maisyah sampai jam 11 malam… Maklumlah dengan kondisiku sekarang yang jauh dari orang tua, mau tidak mau aku harus berusaha untuk membantu meringankan beban orang, setidaknya dengan membiayai diriku sendiri. Belum lagi dengan agenda-agenda rapat serta kegiatan-kegiatan yang diadakan organisasi yang aku ikuti. Yah…aku sadari,memang tidak akan maksimal kalau semuanya dijalani. Memang harus ada yang dikorbankan atau dikurangi kapasitasnya meskipun tidak serta merta melapas semua amanah yang diberikan. Aku selalu berusaha untuk tawazun….
Bismillah…itu yang selalu aku ucapkan. Mudah-mudahan Allah selalu memberikan kesehatan kepadaku dan ini adalah modal utamaku untuk dapat berkarya semaksimal mungkin.
Akhir semester ganjil tahun lalu, aku berazzam untuk segera menyelesaikan studyku lebih awal dari targetan yang ditentukan oleh kampus yaitu 4,5 tahun. Karena aku berfikir bahwa setelah aku menyelesaikan kuliah, aku bisa segera pulang kembali ke kota asalku dan segera mengaplikasikan ilmu yang kudapat. Semua mata kuliah sudah kuambil, dengan harapan di awal semester genap ini aku bisa fokus untuk menyiapkan proposal seminar dan penelitian. Namun ternyata Allah mempunyai rencana lain… pihak kampus mengubah kurikulum program study, sehingga ada mata kuliah baru yang harus diambil di semester genap ini.

Rencana Allah pasti indah…
Akhirnya aku bertemu dengan beberapa orang teman yang bersedia untuk bekerjasama membentuk tim penelitian. Dan Subhanallah, mereka adalah sumber inspirasi dan motivasi. Terkadang, timbul juga perbedaan-perbedaan pandangan diantara kami. Namun kami selalu berusaha untuk menyatukan perbedaan-perbedaan itu. Kami berdiskusi, jalan kesana kemari bersama-sama mencari bahan untuk penulisan proposal dan konsultasi ke dosen pembimbing.
Dan pada akhirnya bulan Mei tepat setahun lalu kami memutuskan untuk maju seminar proposal. Bakda seminar proposal, perjuangan terus berlanjut untuk melakukan penelitian atas judul yang aku ajukan. Ternyata memang penuh perjuangan,,, mencari daun ciplukan dengan jumlah yang cukup banyak tidaklah mudah...
Dengan ikhtiar dan kesabaran, bahan-bahan yang diperlukan untuk penelitian kudapatkan semua dalam waktu yang cukup lama. Tapi tak mengapa dengan dukungan penuh teman-teman satu tim dan juga ukhty-ku, akhirnya aku segera memulai penelitian pada bulan Juli. Butuh waktu yang cukup lama untuk proses penelitian yang kulakukan, mulai dari pengumpulan bahan, ekstraksi tanaman, pembuatan sediaan dan evaluasi akhir. Aku berharap sebelum liburan Idul Fitri, penelitianku di Laboratorium sudah selesai. Alhamdulillah, meski dengan terbatasnya fasilitas kampus, namun aku dapat mengatur jadwal antara penelitian dan jadwal kerjaku. Ini tak terlepas dari peran teman-teman satu tim yang selalu memberikan motivasi. Menjelang liburan Idul Fitri, aku sudah menyelesaikan penelitian di Laboratorium. Akhirnya bisa pulang kampung euy….

Rencana Allah pasti indah…
Lebaran Idul Fitri telah usai, saatnya kembali ke rutinitas biasa. Saatnya pengolahan data…. Ternyata ada kabar dari kampus bahwa siapa yang ingin ikut wisuda tahun ini, maka harus segera menyelesaikan sidang kompre yang hanya tinggal 1 bulan lamanya. Padahal prepare yang kulakukan dengan targetan sidang kompre 2 bulan lagi. Aku harus tancap gas niy… pikirku. Kalo tidak mau ketinggalan wisuda di tahun ini. Dengan segala daya upaya yang kumiliki, aku berusaha untuk segera menyelesaikan bab akhir di skripsiku. Tak jarang sehari bisa dua sampai tiga kali revisi, padahal pada kondisi normal dosen pembimbing biasanya membutuhkan waktu sekurang-kurangnya dua hari untuk merevisi. Tapi dengan kondisi khusus semacam ini, banyak dosen yang akhirnya memberikan kelonggaran. Teman-temanku yang lain juga melakukan hal yang sama. Wuih,,, jangan sampai ini jadi sarjana instan saja.
Ternyata, memang tidak sesederhana yang kubayangkan….Cobaan datang kembali. Kelalaianku membuat semuanya menjadi rumit, kebiasaanku yang tidak membuat back-up file-file penelitian akhirnya menjadikan boomerang bagiku. Sebelumnya komputerku memang ada problem, namun kurasa itu bukan masalah yang serius. Namun ternyata komputer juga punya kapasitas yang mungkin sudah tidak bisa dikompromi lagi. Akhirnya komputerku mati, dengan kondisi tak ada satu back-up an pun yang aku simpan…..
Ya Rabb….cobaan ini begitu berat. Di saat aku harus segera menyelesaikan skripsi ini, dengan targetan yang tinggal beberapa saat lagi, Engkau mengujiku… Tak hanya aku yang mengalami ini, karena ukhtyku juga menggunakan komputer itu untuk menyelesaikan skripsinya.
Dengan menanggung kekecewaan akhirnya aku mencoba untuk mencari-cari file-file di flashdisk, mungkin ada yang tersimpan…. Alhamdulillah, masih ada file waktu seminar proposal yang lalu, meskipun akan banyak perubahan tapi cukup membantu. Dengan bantuan dari teman kos dengan meminjamkan laptopnya karena memang komputerku tak terselamatkan lagi, akhirnya selesai juga skripsiku dengan kerja keras siang dan malam. .

Rencana Allah pasti indah…
21 November, setahun lalu…hari sidang kompreku.
Bismillaahirrohmaanirrohim… Segala daya upaya sudah maksimal hamba lakukan, hasil apapun itu hamba serahkan padaMu… Allah memang tidak akan menyia-nyiakan usaha hambaNya. Allah memberikan hasil yang terbaik kepadaku, syukurku tak henti-hentinya kupanjatkan kepadaMu.
Rencana Allah pasti indah,,, dan aku yakin itu. Dan saat ini aku sedang melanjutkan program profesiku, semoga dengan ilmu ini aku segera dapat memberikan manfaat kepada orang banyak….

Baca Selengkapnya...

Demi Masa

YM

Profil Saya

Foto saya
Wafa Athafunnisa adalah nama yang saya gunakan sebagai nama pena, karena dia mengandung makna kesetiaan seorang wanita yang berwatak lembut. Semoga menjadi do'a yang baik bagi si pemakainya... Lantas, mengapa ungu??? Tahukah kalian bahwa warna ungu menunjukkan kesendirian, misterius daan eksklusifisme?? Mungkin ada sedikit benarnya, karena sebagian besar postingan artikel yang saya buat adalah hasil dari "menyendiri" yang pada akhirnya menjadikan sebuah inspirasi yang mudah-mudahan bisa memberi manfaat bagi semua yang membacanya.

Arsip

 
Seketsa Ungu© Diseñado por: Compartidisimo