topbella

Rabu, 17 November 2010

Toko Suami

Anekdot ini copas dari sebuah blog teman yang berjudul "Toko Isteri", hanya saya ubah redaksinya menjadi "Toko Suami". Selamat menyimak,,, Sebuah toko yang menjual suami dibuka dimana wanita dapat memilih seorang pria. Diantara instruksi-instruksi yg ada di pintu masuk, terdapat instruksi yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut. “Kamu hanya dapat mengunjungi toko ini SATU KALI”.
Toko tersebut terdiri dari 6 lantai dimana setiap lantai akan menunjukkan kelompok calon suami. Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula nilai wanita tersebut. Kamu dapat memilih pria di lantai tertentu/boleh memilih ke lantai berikutnya, tapi dengan syarat tidak bisa turun lagi ke lantai sebelumnya kecuali untuk keluar dari toko… Lalu,seorang wanita pun pergi ke toko “suami” tsb untuk mencari suami… Di setiap lanta terdapat tulisan seperti ini :
Lt. 1 : Pria di lantai ini taat pada Tuhan dan bertanggung jawab. Wanita itu tersenyum, kemudian dia naik ke lantai selanjutnya.
Lt. 2 : Pria di lantai ini taat pada Tuhan, bertanggung jawab dan sayang kepada istrinya. Kembali wanita itu naik ke lantai selanjutnya.
Lt 3 : Pria di lantai ini taat pada Tuhan, bertanggung jawab, sayang kepada istrinya dan kaya. ”Wow”, tetapi pikirannya masih penasaran dan terus naik.
Lalu sampailah wanita itu di lt. 4 dan terdapat tulisan: Pria di lantai ini taat pada Tuhan, bertanggung jawab, sayang kepada istrinya, kaya dan punya kedudukan terhormat. ”Ya ampun !” Dia berseru, ”Aku hampir tak percaya”.
Dia tetap melanjutkan ke lt. 5: Pria di lantai ini taat pada Tuhan, bertanggung jawab,sayang kepada istrinya, kaya, punya kedudukan terhormat dan tampan sekali.
Dia tergoda untuk berhenti tapi kemudian dia melangkah kembali ke lt. 6 dan terdapat tulisan: Anda adalah pengunjung yg ke 4.363.012.000. Tdk ada pria di lantai ini. Lantai ini hanya semata2 pembuktian untuk wanita yang tidak pernah puas.
Terima kasih telah berbelanja di “Toko Suami”. Mohon hati-hati ketika keluar dari sini.=D =))
Pesan moral : Selalu merasa puas akan pasangan yang sudah Tuhan sediakan.. Jangan terus mencari yang terbaik tapi jadikanlah yang terbaik dari yang sudah Tuhan sediakan...
Ya Allah…Aku berdoa untuk seorang pria yang akan menjadi bagian hidupku, Seorang yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu, Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk-Mu, Dan mengetahui bagi siapa dan untuk siapa ia hidup, Sehingga hidupnya tidaklah sia-sia, Seorang yang memiliki hati bijak bukan hanya otak yang cerdas, Seseorang yang tidak hanya memujaku,tetapi dapat juga menasehatiku bila salah, Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku, tetapi karena hatiku, Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi, Seorang pria yang dapat membuatku merasa dihargai sebagai seorang wanita kala berada di sisinya, Aku tidak meminta seorang pria yang sempurna,Namun aku meminta seorang pria yang tidak sempurna sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mata-Mu..
Baca Selengkapnya...

Sabtu, 30 Oktober 2010

Resep Kue Istimewa, bukan kue biasa.....(WAJIB DIBACA BAGI MEREKA YANG INGIN BAHAGIA)

Di sini saya akan bagikan resep kue yang sangat spesial, yang akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat... Bagi yang sudah menikah, kue perkawinan ini diperlukan untuk mengingatkan dan direnungkan kembali. Bagi yang belum menikah kue ini untuk bahan masukan, supaya jangan salah adonan. Silahkan mencoba !!!

KUE PERKAWINAN
Bahan :
1 pria sehat
1 wanita sehat
100% Komitmen
2 pasang restu orang tua
1 botol kasih sayang murni

Bumbu :
1 balok besar humor
25 gr rekreasi
1 bungkus doa
2 sendok teh telpon-telponan
5 kali ibadah/hari

Semuanya diaduk hingga merata dan mengembang.

Tips:
- Pilih pria dan wanita yang benar-benar matang dan seimbang
- Jangan yang satu terlalu tua dan yang lainnya terlalu muda karena dapat mempengaruhi kelezatan (sebaiknya dibeli di toserba bernama TEMPAT PENGAJIAN, walaupun agak jual mahal tapi mutunya terjamin.)
- Jangan beli di pasar yang bernama DISKOTIK atau PARTY karena walaupun modelnya bagus dan harum baunya tapi kadang menipu konsumen atau kadang menggunakan zat pewarna yang bisa merusak kesehatan
- Gunakan Kasih sayang cap "DAKWAH" yang telah mendapatkan penghargaan ISO dari Departemen Kesehatan dan Kerohanian.

Cara Memasak:
- Pria dan Wanita dicuci bersih, buang semua masa lalunya sehingga tersisa niat yang murni
- Siapkan loyang yang telah diolesi dengan komitmen dan restu orang tua secara merata
- Masukkan niat yang murni kedalam loyang dan panggang dengan api merata sekitar 30 menit di depan penghulu
- Biarkan di dalam loyang tadi dan sirami dengan bumbunya
- Kue siap dinikmati

Catatan: Kue ini dapat dinikmati oleh pembuatnya seumur hidup bahkan sampai akhirat dan paling enak dinikmati dalam keadaan hangat. Tapi kalau sudah agak dingin, tambahkan lagi humor segar secukupnya, rekreasi sesuai selera, serta beberapa potong doa kemudian dihangatkan lagi di oven ber merek "Tempat Ibadah". Setelah mulai hangat, jangan lupa telepon-teleponan bila berjauhan.

Selamat mencoba, dijamin semuanya halal koq!. Cheers.....

PERHATIAN : Resep ini belum dicoba sendiri oleh sang penulis. Bagi yang sudah pernah mencoba, bolehlah memberi tambahan jika ada bahan maupun bumbu yang kurang.
Baca Selengkapnya...

Kamis, 05 Agustus 2010

Ketika tamu mulia itu akan segera datang

Seperti layaknya menyambut tamu, pasti kita akan mempersiapkan segalanya agar sang tamu tidak kecewa datang ke rumah kita. Apalagi ini adalah tamu yang luar biasa...sampai-sampai Rasulullah dan para sahabat menginginkan agar sepanjang tahun itu adalah Ramadhan, karena mereka mengetahui keutamaannya. Dimana pahala ibadah sunnah dihitung pahala ibadah wajib, apatah lagi ibadah wajib??? Segala amal dilipatgandakan sampai 700 kali. Oleh karenanya Rasulullah menganjurkan untuk mempersiapkan segala hal yang akan mendukung agar ibadah kita di Bulan Ramadhan lebih optimal.

Ada 10 Langkah yang bisa kita lakukan dalam menyambut bulan suci ini agar mendapatkan barokah di dalamnya :
1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdo'a :
”Allahumma bariklanaa fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadhan.”(HR. Ahmad dan Tabrani)
2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadhan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.”
Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadhan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.
3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadhan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadhan,
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad). Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadhan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadhan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.
4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.
5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan.
“Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]
6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadhan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah.
“Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.
7. Sambut Ramadhan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadhan adalah bulan taubat.
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]
8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadhan.
9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:
• buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.
• membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.
10. Sambutlah Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahim. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Semoga Ramadhan tahun ini meningkatkan derajat kita sebagai orang yang bertaqwa...
~Marhaban Yaa Ramadhan~
Baca Selengkapnya...

Senin, 03 Mei 2010

"Aku tidak mau jadi seperti abi dan ummi...."

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman : 13)
Luqman Hakim bukan Nabi ataupun Rasul, namun kisahnya terangkai indah dalam surat cinta-Nya. Yang akan menjadi contoh sepanjang masa bagi orangtua-orangtua dalam mendidik anak-anaknya.
Ana mungkin belum berpengalaman dalam bahasan ini, lebih hanya sekedar sebagai pengamat, penganalisa dan pengambil kesimpulan dari sedikit fenomena yang menjadi obyek pengamatan ana. Jadi kalau ada masukan, saran ataupun kritik dari sahabat-sahabat yang lebih kapabel tentang masalah ini semoga bisa menjadikan sarana silaturahim dan menambah tsaqafah.
Beberapa waktu yang lalu ana diberikan amanah untuk membina anak-anak usia SMP yang merupakan anak dari kader-kader di daerah ana tinggal. Memang akhir-akhir ini sepertinya sedang digalakkan program pembinaan anak-anak kader, yang dikhususkan untuk anak-anak dengan kondisi keluarga yang “tidak biasa”. Memang anak-anak itu tumbuh di lingkungan yang “tidak biasa”, berbeda dari keluarga-keluarga pada umumnya. Dimana mereka dididik dengan idealisme keislaman keluarga yang kuat, penanaman fikrah sejak dini, disekolahkan di sekolah-sekolah Islam unggulan. Para abi dan ummi mereka adalah aktivis-aktivis dakwah yang mempunyai komitmen luarbiasa terhadap dakwah ini.
Secara fikrah mereka berbeda juga dengan anak-anak pada umumnya, karena mereka sudah terbiasa dengan istilah-istilah “tarbiyah” yang biasa disebut-sebut oleh abi dan ummi mereka. Hal ini memerlukan penyikapan yang berbeda dengan halaqah-halaqah yang pesertanya adalah anak-anak dari kalangan ammah agar halaqah berjalan dengan menarik dan tidak membosankan. Karena ternyata tidak sedikit dari anak-anak itu yang belum mempunyai pemahaman keislaman yang baik, yah mungkin karena usia mereka yang masih usia anak-anak. Namun tarbiyah sejak dini sangat penting, apalagi untuk anak-anak yang sekolah di sekolah umum yang tidak ada kegiatan Islamnya/ ROHIS. Apalagi ternyata banyak dari orangtua dari anak-anak itu yang sibuk di luar rumah dan menjadikan anak-anak mereka kurang terperhatikan. Inilah masalahnya….
Melihat fenomena yang terjadi saat ini ketika dakwah memasuki ranah politik sehingga dibutuhkan kader-kader yang siap untuk memasuki ranah publik. Hal ini baik secara langsung maupun tidak langsung akan menyita waktu yang orangtua miliki, sehingga akan mengurangi interaksi dengan keluarga di rumah. Apalagi seorang abi yang juga mempunyai kewajiban untuk mencari ma’isyah untuk keluarganya, ditambah lagi dengan agenda-agenda dakwah yang harus dijalankan sehingga semakin sempit ruang “interaksi” itu.
Sampai ada seorang anak kader ketika ditanya, apakah mereka mau ketika sudah besar jadi seperti abi dan ummi? Dengan tegas mereka bilang, “Tidakk!!! Aku tidak mau jadi kayak abi dan ummi…... Karena abi dan ummi tidak pernah ada di rumah dan kurang memperhatikan kami….” Astaghfirullah…. Apanya yang salah???
Namun dibalik itu semua, tak sedikit pula anak-anak kader yang mampu menyeimbangi kapasitas yang dimiliki abi dan umminya. Meski dengan kesibukan abi dan ummi mereka di luar rumah, namun mereka mampu mengatur diri mereka sendiri dan bahkan mampu mencuatkan potensi yang mereka miliki. Hal itu tidak akan terjadi secara instan, namun akan memerlukan waktu dan kesungguhan dari para orangtua untuk memberikan perhatian yang lebih tidak hanya semata-mata doktrin namun yang lebih penting adalah memberikan pemahaman, serta lingkungan yang kondusif.
Di sini kapasitas ana hanya sebagai pembina yang akan berusaha membantu para orangtua kader untuk mengawasi dan menjaga agar pemahaman anak tersebut tidak keluar dari rel yang sudah ditentukan. Namun semuanya kembali kepada orangtua masing-masing, bukankah pendidikan anak-anak itu sebagian besar mereka dapatkan ketika di dalam rumah??? Ya….ini semua adalah untukmu, wahai para penerus dakwah…
Semoga ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa orang-orang yang paling berhak atas dakwah kita adalah keluarga kita sendiri, karena mereka adalah aset yang akan membantu kita dalam tahapan dakwah selanjutnya. Wallahua’lam bish showab…
Baca Selengkapnya...

Jumat, 12 Maret 2010

Membersamai orang shalih

Beberapa pekan ini memang sedang banyak-banyaknya saudara, teman dan kerabat yang menggenapkan separuh dien-nya...
Barakallahufiikum...
Tulisan ini untuk kaliyan yang akan, sedang, maupun yang masih dalam tahap mempersiapkan ke arah sana…^_^


Memang harapan dan impian setiap pemuda atau pemudi yang memasuki usia pernikahan adalah memperoleh suami shalih atau istri shalihah, karena ia termasuk perkara mendasar dalam bangunan dan tatanan rumah tangga yang akan diarungi oleh suami istri.
"Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya dan agamanya, pilihlah pemilik agama niscaya kamu beruntung”.
(HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah).
Menikah bukan untuk sesaat dua saat akan tetapi untuk selamanya, dunia akhirat, InsyaAllah…
Walaupun dalam perjalanan pernikahan tidak jarang terjadi rintangan dan sandungan, naik turun, senang susah, sedih gembira, semuanya terjadi, hanya keshalihan yang bisa membimbing suami dan istri untuk menyikapi semua itu dengan bijak yang pada akhirnya membawa kepada kebaikan bagi mereka berdua.

Memang, Allahpun memerintahkan kepada kita untuk selalu bersama dengan orang yang shalih. Membersamai orang shalih, ya....membersamai mungkin adalah kata yang tepat untuk menggambarkan hubungan ini. Sebab kebersamaan yang membersamai akan menunjukkan keaktifan dari kedua belah pihak untuk saling menjaga agar tetap istiqomah dalam keshalihan tersebut.

Adalah benar, jika teman kita baik maka kita akan ikut menjadi baik, begitupun sebaliknya. Seperti halnya kita dekat dengan penjual minyak wangi, maka kitapun akan ikut menjadi wangi. Namun terkadang yang kita lakukan adalah ingin bersama dengan orang shalih agar kita ikut menjadi shalih dan akhirnya hanya meletakkan harapan atau menggantungkan kebaikan diri padanya. Padahal ini adalah kekeliruan dan hanya akan membawa pada kekecewaan.
Ada seorang sahabat yang berkata, "aku ingin menikah dengannya.. hanya dengannya. Agar ia menjadi imamku, agar ia membimbingku, agar ia membangunkanku shalat malam, agar ia membersamaiku dalam santap buka yang sederhana, agar ia bisa mengajariku berbagai hal, agar ia......, agar ia…..”
Terlalu banyak harapan yang diinginkan kepada sosok yang diharapkan menjadi pendampingnya itu. Dan itulah yang menjadi menjadi masalah…..
Dan ketika sosok lelaki penyabar yang dia kenal juga bisa marah, bahkan sering bahwa sosok lelaki shalih yang dia damba kadang sulit dibangunkan untuk shalat shubuh berjama’ah bahwa lelaki yang menghafal juz-juz Al Quran itu tak pernah menyempatkan diri mengajari dirinya mengaji dan bahkan sosok lelaki yang aktif dalam da'wah itu ternyata adalah pribadi yang tidak peduli kepada keluarganya sendiri....
 Memang ketika kita semakin mengenali manusia yang makin akrab bagi kita, pastilah aib-aibnya akan semakin terbuka. Dan pasti membuat kita mengakrabi kesempurnaanNya. Karena kita pun harus sadar, bahwa di balik kelebihan-kelebihan yang dimiliki orang shalih tersebut, dia juga adalah manusia biasa yang banyak akan kekurangan. Maka gantungkanlah harapan dan segala niat untuk menjadi baik hanya padaNya.

Wallahua'lam bishshowab....
Baca Selengkapnya...

Rabu, 10 Maret 2010

Ketika azzam itu meluntur

Suatu ketika, dalam pertemuan halaqah seorang mad'u datang menemui murobbiyahnya di saat teman-teman yang lainnya belum datang. Mad'u ini sebenarnya adalah seorang yang mempunyai semangat dan selalu bisa menularkan semangatnya kepada teman-teman se-halaqahnya. Namun entah mengapa akhir-akhir ini sang mad'u jarang menghadiri liqo'at tanpa alasan dan kalaupun hadir selalu terlambat dengan udzur yang tidak jelas Sang mad'u berkata " Ana merasa semangat, saat aktif dalam da’wah. Tapi belakangan rasanya semakin hambar. Ukhuwah makin kering. Bahkan ana melihat ternyata ikhwah banyak pula yang aneh-aneh…” Sang murobbiyah hanya terdiam, mencoba terus menggali semua kecamuk dalam diri mad’unya. “Lalu, apa yang ingin anti lakukan setelah merasakan semua itu “? sahut sang murobbiyah setelah sesaat termenung. “Ana ingin berhenti saja, keluar dari tarbiyah ini. Ana kecewa dengan perilaku beberapa ikhwah yang justru tak Islami. Juga dengan organisasi da’wah yang ana geluti ; kaku dan sering mematikan potensi anggota-anggotanya. Bila begini terus, ana lebih baik sendiri saja..” jawab sang mad'u. Sang murobbiyah termenung kembali. Tak tampak raut terkejut dari roman wajahnya. Sorot matanya tetap terlihat tenang, seakan jawaban itu memang sudah diketahuinya sejak awal. “Ukhty, bila suatu kali anti naik sebuah kapal mengarungi lautan luas, kapal itu ternyata sudah amat bobrok. Layarnya banyak berlubang, kayunya banyak yang keropos bahkan kabinnya bau kotoran manusia. Lalu, apa yang anti lakukan untuk tetap sampai pada tujuan ?” Tanya sang murobbiyah dengan kiasan bermakna dalam. Sang mad’u terdiam berpikir. Tak kuasa hatinya mendapat umpan balik sedemikian tajam melalui kiasan yang amat tepat.“Apakah anti memilih untuk terjun ke laut dan berenang sampai tujuan “? sang murobbiyah mencoba memberi opsi. “Bila anti terjun ke laut, sesaat anti akan merasa senang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasakan kesegaran air laut, atau bebas bermain dengan lumba-lumba. Tapi itu hanya sesaat. Berapa kekuatan anti untuk berenang sampai tujuan? Bagaimana bila ikan hiu datang ? Darimana anti mendapat makan dan minum ? Bila malam datang, bagaimana anti mengatasi hawa dingin ?" serentetan pertanyaan dihamparkan di hadapan sang akhwat tersebut. Tak ayal, sang mad'u menangis tersedu. Tak kuasa rasa hatinya menahan kegundahan sedemikian. Kekecewaannya kadang memuncak, namun sang murobbiyah yang dihormatinya justru tak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya. “Ukhty, apakah anti masih merasa bahwa jalan da’wah adalah jalan yang paling utama menuju ridho Allah SWT ?” ( Pertanyaan menohok ini menghujam jiwa sang ikhwah). Ia hanya mengangguk. "Bagaimana bila ternyata mobil yang anti kendarai dalam menempuh jalan itu ternyata mogok ? anti akan berjalan kaki meninggalkan mobil itu tergeletak di jalan, atau mencoba memperbaikinya ?" Tanya sang murobbiyah lagi. Sang ikhwah tetap terdiam dalam sesenggukkan tangis perlahannya. Tiba-tiba ia mengangkat tangannya. "Cukup, cukup. Ana sadar. Maafkan ana, Insya Allah ana akan tetap istiqomah. Ana berda’wah bukan untuk mendapat medali kehormatan. Atau agar setiap kata-kata ana diperhatikan. Biarlah yang lain dengan urusan pribadi masing-masing. Biarlah ana tetap berjalan dalam da’wah. Dan hanya jalan ini saja yang akan membahagiakan ana kelak dengan janji-janji- Nya. Biarlah segala kepedihan yang ana rasakan jadi pelebur dosa-dosa ana ..” sang mad’u berazzam di hadapan sang murobbiyah yang semakin dihormatinya. Sang murobbiyah tersenyum. “Ukhty, jama’ah ini adalah jama’ah manusia. Mereka adalah kumpulan insan yang punya banyak kelemahan. Tapi dibalik kelemahan itu, masih amat banyak kebaikan yang mereka miliki. Mereka adalah pribadi-pribadi yang menyambut seruan untuk berda’wah. Dengan begitu, mereka sedang berproses menjadi manusia terbaik pilihan..” papar sang murobbiyah. “ Bila ada satu-dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu mendominasi perasaan anti Sebagaimana Allah ta’ala menghapus dosa manusia dengan amal baik mereka, hapuslah kesalahan mereka di mata anti dengan kebaikan-kebaikan mereka terhadap da’wah selama ini. Karena di mata Allah, belum tentu anti lebih baik dari mereka. Futur, mundur, kecewa atau bahkan berpaling menjadi lawan bukanlah jalan yang masuk akal. Apabila setiap ketidaksepakatan selalu disikapi dengan jalan itu; maka kapankah da’wah ini dapat berjalan baik ?" sambungnya panjang lebar. Sang mad’u termenung merenungi setiap kalimat murobbiyahnya. Azzamnya memang kembali menguat. Namun ada satu hal tetap bergelayut di hatinya. “Tapi, bagaimana ana bisa memperbaiki organisasi da’wah dengan kapasitas ana yang lemah ini ?” sebuah pertanyaan konstruktif akhirnya muncul juga. “Siapa bilang kapasitas anti lemah ? Apakah Allah mewahyukan kepada anti? Semua manusia punya kapasitas yang berbeda. Namun tak ada yang bisa menilai bahwa yang satu lebih baik dari yang lain !” sahut sang murobbiyah. “Bekerjalah dengan ikhlas. Berilah taushiyah dalam kebenaran, kesabaran, dan kasih sayang pada semua ikhwah yang terlibat dalam organisasi itu. Karena peringatan selalu berguna bagi orang yang beriman. Bila ada sebuah isu atau gossip, tutuplah telinga antum dan bertaubatlah. Singkirkan segala ghibah antum terhadap saudara antum sendiri. Dengan itulah, Bilal yang mantan budak hina menemui kemuliaannya…” Malam itu sang mad’u menyadari kesalahannya. Ia bertekad untuk tetap berputar bersama jama’ah dalam mengarungi jalan da’wah. Kembalikan semangat itu saudaraku, jangan biarkan asa itu hilang, dihempas gersangnya debu ‘wahn’ yang begitu kencang menerpa. Biarkan amal-amal ini semua menjadi saksi, sampai kita diberi satu dari dua kebaikan oleh ALLAH SWT : kemenangan atau mati syahid. Wallahua'lam bishshowab.... (Ditulis ulang dari milis JPRMI)


Baca Selengkapnya...

Kamis, 07 Januari 2010

Nasehat yang Bisu

Tadi pagi kampus heboh dengan berita duka cita, kepala TU di Fakultas kami dikabarkan meninggal dunia. Semasa hidup beliau dikenal sebagai orang yang supel, ramah, senang bergaul dengan kalangan d0sen, para petinggi kampus dan bahkan mahasiswa... Beliau sering berinteraksi dengan mahasiswa terutama untuk , diskusi atau hanya sekedar bercanda untuk menghidupkan suasana. Yah, beliau memang masih cukup muda usianya sekitar 40 tahunan... Dan beliau tergolong orang yang jarang sakit, karena tampaknya beliau memang gemar berolah raga sehingga k0ndisi beliau selalu fit. Namun tadi pagi, kami mendengar berita duka ini... Kami mendapatkan informasi dari keluarganya, bahwa tadi pagi setelah sholat subuh beliau izin tidur sebentar karena kecapekan semalam. Namun ketika matahari mulai menampakkan sinarnya, ternyata beliau telah berpulang dan tidak bangun lagi untuk selamanya.. Seluruh masyarakat kampus berduka dan berb0ndong-bondong untuk takziyah. Jadi semua aktivitas perkuliahan dan praktikum dihentikan sementara karena jenazah akan disholatkan di kampus. Begitu banyak orang yang ikut takziyah dan mendo'akan beliau agar segala amal dan kebaikannya diterima di sisi-Nya. Begitulah.... Kematian pasti akan dialami oleh setiap orang. Setiap kita tidak ada yang mengetahui kapan ajal akan menjemput. Ada diantara kita yang sedang duduk tidak bisa bangun lagi, ada yang sedang bepergian tidak pulang lagi ke rumahnya dan ada yang sedang tidur berlanjut pada tidur untuk selamanya. Kematian yang sudah pasti itu akan menjemput kita dengan waktu yang setiap kita tidak mengetahuinya, bisa jadi sekarang atau hari ini atau minggu ini atau bulan ini, yang jelas pasti datang. Keyakinan ini akan menyadarkan kita untuk segera mempersiapkan diri menghadapinya dengan banyak bertaubat kepada Allah SWT, segera kembali kepada-Nya dan segera meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Segera sadar dan bangkit dari tidur panjang kelalaiannya selama ini. Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi) Kita juga tak pernah tahu, apakah nanti setelah kita meninggalkan dunia ini banyak dari teman-teman, sahabat dan kerabat yang akan mengantarkan kepulangan kita, mensholatkan kita dan mendo'akan yang terbaik untuk kita. Karena hanya itulah yang bisa kita harapkan, do'a.... karena ialah amalan yang tidak akan terputus meskipun jasad kita sudah masuk ke liang lahat. Selain amal jariyah dan ilmu yang bermanfaat tentunya. Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya.” (HR Muslim) Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan tuhannya. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada izin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang Allah berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan Allah atasmu (Kematian hati Ust.Rahmat Abdullah) Itulah fen0mena yang terjadi sekarang, apakah kita termasuk golongan yang disebutkan oleh Syaikhuttarbiyah di atas? Kematian jasad memang pasti akan terjadi, namun alangkah ruginya jika kematian hati menimpa kita. Mati sebelum mati.. Na'udzubillah.. Semoga kita terhindar dari kematian hati dan termasuk hamba yang bersiap sedia, mempersiapkan bekal untuk hari yang telah dijanjikan.
Amin....
Baca Selengkapnya...

Jumat, 01 Januari 2010

Sebuah momentum di awal tahun

Gelegar petasan dan percikan kembang api begitu semarak menghiasi malam ini, tidak seperti malam-malam biasanya...

Aku pulang dari tempat aktivitas dengan melewati jalan-jalan yang biasanya lengang karena memang sudah larut malam...
Namun malam ini jauh berbeda...

Memang bukan malam biasa bagi sebagian orang, Ya...ini adalah malam pergantian tahun.
Orang-orang rela keluar larut malam, hanya sekedar ingin melewati malam pergantian tahun dengan pesta kembang api, makan-makan bareng atau mungkin hanya sekedar melihat-lihat di pusat-pusat keramaian. Bahkan tak jarang anak-anak kecilpun tak luput dari euphoria malam pergantian tahun ini.

Ada yang menghabiskan malam dengan berkumpul dengan keluarga, mempererat silaturahim.
Namum ada juga sebagian orang yang duduk dalam majelis-majelis muhasabah di masjid-masjid dan mabit...

Begitulah fen0mena yang terjadi di malam pergantian tahun ini...


Namun bagiku, malam pergantian tahun memang menjadi saat istimewa sebagai sarana muhasabah...
Karena saat itu pulalah jatah usiaku akan berkurang...

Apakah pencapaianku selama ini sudah sesuai dengan rencana atau target?
Meski takkan bisa lepas dari ketentuanNYA...
Namun aku ingin setiap detik waktu yang Allah berikan kepadaku ini, dapat kugunakan untuk menciptakan m0mentum kebaikan...
Mungkin malam ini adalah malam yang sama dengan beberapa tahun yang lalu ketika aku mulai mengenal dunia ini.
Meskipun namanya sama,malam tahun baru...
Namun ternyata malam ini adalah malam ketika aku telah mengambil kesempatan-kesempatan yang telah diberikan untuk menciptakan m0mentum...
Momentum terbaik yang telah membawaku pada k0ndisi saat ini...
Sangat berbeda dengan beberapa tahun yang lalu...

Kuharap aku bukanlah orang yang menyia2kan waktu&kesempatan yang telah diberi selama ini.
Seperti firman Allah surat Al-'Ashr:1-3, "Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar2 dlm kerugian.Kecuali orang2 yg beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati spy menetapi kesabaran."

Malam ini kumaknai sebagai t0nggak awal untuk memperbaiki diri, bukan hanya untuk malam ini saja. Namun kuharapkan seluruh kehidupanku ke depan dapat kujadikan m0mentum untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi...
Hari ini adalah saat yang sesungguhnya, saat beramal dan menabung amal shalih.
Waktu kemarin tidak mungkin datang lagi. Yg lalu pasti sudah lewat dan tidak akan pernah kembali lagi, selama-lamanya.
Sedang esok? Masih sangat gelap dan tidak akan pernah bisa menduga.

Terakhir, kututup dengan sabda Rasulullah SAW "Tidak akan melangkah kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ditanya 4 perkara. Usianya,untuk apa dia habiskan. Masa mudanya,bagaimana dia habiskan. Hartanya,darimana dia dapatkan dan pada jalan apa dia keluarkan. Serta ilmunya,apa yg telah ia perbuat dengannya."
(HR. Al-Bazzar dan Thabrani)

Astaghfirullahal'adzim, sm0ga Allah mengampuni kelalaianku selama ini...

Salam semangat, di tahun yang baru !!!

awal tahun 2010,pukul 00:50
(di saat usiaku berkurang...)
Baca Selengkapnya...

Refleksi Hijrah

Mendengar kata itu, mungkin bagi sebagian kita sudah tak asing lagi. Hijrah adalah jalan menuju taghyir (perubahan), nasr (kemenangan), izzah (kemuliaan), dan siyadah (kekuasaan) Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya telah melakukan hijrah dari kota Makkah ke kota Madinah dalam rangka melindungi akidah dari ancaman kekufuran menuju perubahan masyarakat sekaligus mencapai kemenangan menegakkan ajaran Islam. Namun ternyata di dalam hijrah ini sarat dengan makna. Bahkan menurut para Salafussalih bahwa salah satu mukjizat dakwah atau harakah islamiyah yang dilakukan oleh Rasulullah adalah hijrah. Lantas mengapa hijrah??? bukankah banyak episode hidup Rasulullah yang lain terekam dengan indahnya dalam Shiroh Nabawiy? Ternyata hijrah membawa perubahan besar terhadap dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah. Dimana yang sebelumnya hijrah dilakukan secara sembunyi-sembunyi, akhirnya memasuki fase dakwah yang lebih terbuka sehingga memberikan peluang-peluang yang luar biasa terhadap dakwah.
Peluang tersebut muncul karena ada strategi yang dilakukan oleh Rasulullah yaitu dengan menyatukan dua negara yang berbeda, yaitu Makkah dan Madinah dengan mempersaudarakan antara Kaum Muhajirin dan Kaum Anshar. Dimana pada saat itu Kaun Muhajirin sedang mengalami masa-masa sulit karena sedang diboikot oleh kafir Quraiys.
Dalam surat An-Nisa' Allah telah berfirman,
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini? ". Mereka menjawab:" Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah) ". Para malaikat berkata:" Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu? ". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. an-Nisa' (4) : 97)
Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah). (QS. an-Nisa' (4) : 98)
Dalam hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW juga memberikan evaluasi tarbiyah/takwim tarbawi bagi para sahabat. Dimana dengan perintah hijrah ini dapat diketahui keberhasilan tarbiyah Rasulullah yang dilakukan selama 10 tahun di Makkah. Ada sahabat Rasulullah yang baru saja hijrah ke Makkah, namun karena ada perintah hijrah ke Madinah, lalu tanpa fikir panjang langsung mengikuti Rasulullah hijrah. Ada juga Abu Dzamrah yang sudah sangat tua renta, karena takutnya dengan ancaman dari Allah dalam surat An-Nisa' di atas akhirnya memaksakan diri untuk ikut hijrah. Dan pada akhirnya beliau wafat dalam perjalanan.
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dimaksud), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. an-Nisa' (4) : 100)
Dan begitu banyak sahabat-sahabat Nabi yang kisahnya bertaburan dalam Shiroh seperti Umar bin Khattab yang hijrah secara terang-terangan.
Namun dibalik itu semua pasti ada orang-orang yang tidak ikut hijrah, mereka mundur sebelum bertempur. Dan mereka itulah orang-orang munafik.
Dengan hijrah inilah tersaring kualitas dari sahabat Rasulullah SAW. Hanya orang-orang yang istiqomahlah yang senantiasa ikut menyertai Rasulullah untuk hijrah ke Madinah.

"Berguguranlah orang-orang yang akan gugur, dan istiqomahlah orang-orang yang istiqomah " 

Dalam konteks hijrah, kita ambil pelajaran yang dapat kita kaitkan dengan kondisi dakwah saat ini.
Tarbiyah adalah suatu keniscayaan (Hatmiyatul Tarbiyah)
         Seperti yang telah kita ketahui, bahwa tarbiyah adalah suatu methode yang meliputi dua interaksi, langsung dengan perkataan dan tidak langsung dengan keteladanan. Dengan tarbiyah inilah Rasulullah mendidik para sahabat agar nilai-nilai keislaman kuat tertanam dalam hati. Namun perjuangan hijrah memang sangatlah berat, sehingga niscaya dapat dilakukan oleh para sahabat tanpa mengikuti proses tarbiyah selama 10 tahun di Makkah.
Kaum Anshar rela memberikan segala-galanya kepada saudaranya kaum Muhajirin karena proses tarbiyah yang dilakukan oleh sahabat Rasulullah, seorang pemuda yang brillian Mush'ab bin Umair selama 2 tahun.
Sebut saja salah satu sahabat Rasulullah, Thariq bin Ziyad ketika akan menakhlukkan Spanyol membawa ribuan pasukan kaum muslimin yang menggunakan kapal untuk menyeberang lautan. Namun ketika sudah sampai di daratan, Thariq bin Ziyad menyuruh pasukannya untuk membakar kapal yang tadi dipakai untuk menyeberangi lautan. Sehingga tidak ada pilihan lain bagi pasukannya untuk maju menyerang ke benteng pertahanan musuh. Hanya ada pilihan saat itu, yaitu menang atau syahid. Semua itu tidak terlepas dari tarbiyah yang dilakukan oleh Rasulullah selama 5 tahun.
 
Hasan al-Banna says:
" Tidak akan sukses dakwah ini kecuali memakai sistem yang telah dipakai oleh Rasulullah SAW "
Tarbiyah memang bukan segala-galanya, namun segalanya bermula dari tarbiyah...
Selain itu, harus ada kader yang rela berkorban dalam dakwah. dan melalui tarbiyah pulalah yang akan memproduksi kader-kader yang rela berkorban.
Dalam shiroh Ibnu Hisyam, Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang senantiasa dekat dengan Rasulullah SAW. Beliau selalu bertanya kepada Rasulullah SAW kapankah saatnya hijrah akan dilakukan. Dan Rasulullah berkata, "Jangan tergesa-gesa". Ketika sampai saatnya untuk hijrah, Abu Bakar menitikkan air mata karena haru yang menyelimuti kalbu. Karena sebentar lagi dia akan menemani Kekasih Allah untuk melakukan hijrah.
Pada saat akan berangkat hijrah, Abu Bakar ternyata sudah menyiapkan 2 unta yang lengkap dengan perbekalan selama perjalanan. Sedemikian besar pengorbanan dari Abu Bakar terhadap dakwah Rasulullah.
Kemudian Abu Bakar menyuruh orang Majusi sebagai penunjuk jalan ke Madinah karena orang tersebut memang sangat faham tentang kondisi jalan agar ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar melaukan perjalanan ke madinah, jejaknya tidak mudah diikuti oleh Kafir Quraiys.
Ini adalah dasar yang membenarkan bahwa dalam dakwah ini, kita boleh berkoalisi dengan orang yang bukan kelompok kita asalkan sesuai dengan visi dan misi kita.

Tak cuma Abu Bakar, anak-anak dari Abu Bakar juga memegang peranan penting dalam proses hijrah. Sebut saja, Abdullah bin Abu Bakar yang betugas untuk mengintai Kafir Quraiys di Makkah. Asma binti Abu Bakar yang selalu mensupplay segala keperluan Rasullullah selama proses hijrah.
Setiap kader ada perannya masing-masing dalam amal jama'i
Selama perjalanan hijrah, Abu Bakar berjalan di depan dan kadang di belakang Rasulullah SAW. Dengan maksud supaya Abu Bakar bisa melindungi Rasulullah SAW ketika ada bahaya yang menghadang.
Hal ini dilakukan Abu bakar karena kecintaannya kepada Rasulullah SAW.
Subhanallah, pribadi-pribadi yang luar biasa seperti ini takkan lahir begitu saja. Namun ini adalah hasil tarbiyah Rasulullah SAW.
Lantas, dimanakah kita sekarang????
Selanjutnya ada kisah Ali bin Abi Thalib yang ketika itu masih sangat kecil, namun rela menggantikan tempat tidur Rasulullah SAW pada malam saat rasulullah SAW akan hijrah. hal ini disebabkan karena ketsiqohan kepada rasulullah SAW.
Ketsiqohan/ kepercayaan kepada qiyadah/pimpinan adalah syarat mutlak bagi kelangsungan dakwah ini.
Sedemikian besar peran tarbiyah dalam membentuk pribadi-pribadi luar biasa dalam dakwah ini. Lantas, apakah masih ada keraguan untuk melalui jalan ini???
Jalan ini, jalan panjang.... Penuh aral nan melintang.... Namun jua kulalui... Tuk illahi....  Pada akhirnya, dalam momentum hijriah ini marilah kita menyelami kembali samudera ilmu Allah yang takkan kering ini melalui tarbiyah. Marilah kembali kepada pangkuan tarbiyah. Karena dari sinilah dakwah ini bermula *Selamat tahun Baru Hijriah 1431 H*
Baca Selengkapnya...

Kamis, 31 Desember 2009

Keajaiban Lebah

Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. (QS. An-Nahl, 16:68) Lebah madu membuat tempat penyimpanan madu dengan bentuk heksagonal. Sebuah bentuk penyimpanan yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk geometris lain. Lebah menggunakan bentuk yang memungkinkan mereka menyimpan madu dalam jumlah maksimal dengan menggunakan material yang paling sedikit. Para ahli matematika merasa kagum ketika mengetahui perhitungan lebah yang sangat cermat. Aspek lain yang mengagumkan adalah cara komunikasi antar lebah yang sulit untuk dipercaya. Setelah menemukan sumber makanan, lebah pemadu yang bertugas mencari bunga untuk pembuatan madu terbang lurus ke sarangnya. Ia memberitahukan kepada lebah-lebah yang lain arah sudut dan jarak sumber makanan dari sarang dengan sebuah tarian khusus. Setelah memperhatikan dengan seksama isyarat gerak dalam tarian tersebut, akhirnya lebah-lebah yang lainnya mengetahui posisi sumber makanan tersebut dan mampu menemukannya tanpa kesulitan. Lebah menggunakan cara yang sangat menarik ketika membangun sarang. Mereka memulai membangun sel-sel tempat penyimpanan madu dari sudut-sudut yang berbeda, seterusnya hingga pada akhirnya mereka bertemu di tengah. Setelah pekerjaan usai, tidak nampak adanya ketidakserasian ataupun tambal sulam pada sel-sel tersebut. Manusia tak mampu membuat perancangan yang sempurna ini tanpa perhitungan geometris yang rumit; akan tetapi lebah melakukannya dengan sangat mudah. Fenomena ini membuktikan bahwa lebah diberi petunjuk melalui “ilham” dari Allah swt sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 68 di atas. Sejak jutaan tahun yang lalu lebah telah menghasilkan madu sepuluh kali lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Satu-satunya alasan mengapa binatang yang melakukan segala perhitungan secara terinci ini memproduksi madu secara berlebihan adalah agar manusia dapat memperoleh manfaat dari madu yang mengandung “obat bagi manusia” tersebut. Allah menyatakan tugas lebah ini dalam Al-Qur'an: Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16: 69) Tahukah anda tentang manfaat madu sebagai salah satu sumber makanan yang Allah sediakan untuk manusia melalui serangga yang mungil ini? Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin, sulfur, besi dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari yang dikonsumsi lebah. Di samping itu di dalam madu terdapat pula tembaga, yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon. Sebagaimana firman Allah, madu adalah “obat yang menyembuhkan bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Dalam konferensi tersebut didiskusikan pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari dan propolis (getah lebah) dapat mengobati berbagai penyakit. Seorang dokter asal Rumania mengatakan bahwa ia mencoba menggunakan madu untuk mengobati pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh sama sekali. Para dokter asal Polandia juga mengatakan dalam konferensi tersebut bahwa getah lebah (bee resin) dapat membantu menyembuhkan banyak penyakit seperti bawasir, penyakit kulit, penyakit ginekologis dan berbagai penyakit lainnya. www.harunyahya.com Baca Selengkapnya...

Demi Masa

YM

Profil Saya

Foto saya
Wafa Athafunnisa adalah nama yang saya gunakan sebagai nama pena, karena dia mengandung makna kesetiaan seorang wanita yang berwatak lembut. Semoga menjadi do'a yang baik bagi si pemakainya... Lantas, mengapa ungu??? Tahukah kalian bahwa warna ungu menunjukkan kesendirian, misterius daan eksklusifisme?? Mungkin ada sedikit benarnya, karena sebagian besar postingan artikel yang saya buat adalah hasil dari "menyendiri" yang pada akhirnya menjadikan sebuah inspirasi yang mudah-mudahan bisa memberi manfaat bagi semua yang membacanya.

Arsip

 
Seketsa Ungu© Diseñado por: Compartidisimo